Listyo Sigit Prabowo akhirnya diajukan sebagai calon tunggal kapolri oleh Presiden Jokowi. Surat berisi pengajuan nama Listyo untuk mendapatkan persetujuan DPR telah diterima parlemen kita pada Rabu (13/1/2021).
DPR akan segera melakukan tes kepatutan dan kelayakan dalam 20 hari ke depan. Diperkirakan pada awal Februari nanti, kita akan mengetahui apakah DPR menyetujui calon tunggal kapolri yang diajukan Presiden Jokowi.
Profil Listyo Sigit Prabowo
Saat ini Komisaris Jenderal Listyo adalah Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri. Jabatan ini telah ia emban sejak 6 Desember 2019 lalu. Listyo lahir di Ambon pada 5 Mei 1969.
Lulusan Akpol 1991 ini terbilang relatif muda. Masih berusia 51 tahun, kariernya melesat cepat. Listyo merintis perjalanan pengabdiannya sebagai anggota polisi dengan menjabat sebagai Kepala Bagian Pengendalian Personel Biro Personel Polda Metro Jaya.
Â
Peraih gelar S2 Universitas Indonesia ini dipercaya memegang aneka jabatan penting di Jawa Tengah. Pada 2009 dia menjadi Kapolres Pati. Pada 2010 Kapolres Sukoharjo. Lantas menjadi Wakil Kapolres Kota Besar Semarang pada tahun yang sama.Â
Perjumpaan dan kedekatan dengan Joko Widodo terjadi ketika Listyo menjabat sebagai Kapolres Kota Surakarta pada 2011. Pada saat itu Jokowi adalah walikota Surakarta.
Pada 2013, Listyo ditugaskan ke luar Jawa, yakni sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sulawesi Tenggara. Listyo tak lama di luar Jawa. Ia kembali ke ibu kota Jakarta pada 2014.
Ia menjadi ajudan Jokowi yang terpilih pada tahun itu. Setelah dua tahun menjadi ajudan Jokowi, Listo menjadi Kapolda Banten pada 2016. Setelahnya, Listyo menjabat sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri pada 2018, lalu Kabareskrim Polri pada 2019.
Menebak Tiga Alasan Jokowi Pilih Listyo Sigit Prabowo
Apa kiranya tiga alasan yang membuat Jokowi memilih Listyo Sigit Prabowo sebagai calon tunggal kapolri?
Pertama, prestasi Listyo
Listyo mengukir aneka prestasi yang cukup meyakinkan selama ini. Ada beberapa kasus besar yang pernah Listyo tangani:
1. Ia menangani proses penangkapan terpidana kasus cessie Bank Bali Djoko Tjandra. Kasus ini juga menyeret sejumlah petinggi Polri yang kedapatan menerima uang suap.
2. Listyo berhasil membongkar 485 kasus korupsi dengan potensi kerugian negara Rp 310,81 miliar.Â
3. Listyo sukses menggulung banyak pengedar narkoba kelas kakap. Ia berhasil membongkar penyelundupan 1,2 ton narkoba asal Iran.
Kedua, sistem meritokrasi yang diterapkan JokowiÂ
Sejumlah pihak menganggap kedekatan Jokowi dengan Listyo menjadi alasan utama pemilihan Listyo sebagai calon tunggal kapolri. Akan tetapi, perlu kita pahami bahwa sekadar kedekatan saja tidak cukup.
Listyo telah membuktikan diri sebagai petinggi polisi yang tak segan membongkar kasus yang melibatkan petinggi polisi lainnya, dalam hal ini kasus buronan Djoko Tjandra.Â
Jokowi tentu tetap menerapkan sistem meritokrasi, bukan asal dekat saja. Tanpa prestasi yang memadai, mustahil Listyo mendapat kepercayaan dari Jokowi. Memilih calon petinggi tanpa landasan prestasi sama saja "bunuh diri politik" yang konyol.
Secara objektif, Listyo yang muda dan berprestasi memang layak menjadi calon kapolri baru. Rekam jejaknya bagus.Â
Ketiga, Listyo sosok yang mampu mengayomi semuaÂ
Listyo, seorang penganut Kristen, telah membuktikan diri sebagai petinggi kepolisian yang mampu mengayomi semua kalangan dari segala latar belakang. Tengok saja kiprahnya selama menjadi kapolda di Banten.
Pada awalnya, Listyo mendapat kerikil-kerikil kecil berupa penolakan oleh sejumlah tokoh agama setempat karena perbedaan agama. Akan tetapi, Listyo menjawabnya dengan sikap mengayomi.
Sikap mengayomi inilah yang membuat Listyo diterima dengan baik oleh warga Banten. Listyo sukses mengawal dua peristiwa besar selama 22 bulan menjabat sebagai Kapolda Banten: Pilgub 2017 dan Pilkada 2018.
Beberapa ulama di Banten pun tak ragu mendoakan Listyo agar terpilih menjadi Kapolri. Dilansir sebuah media, pimpinan Ponpes Bahrul Ulum, Banten, KH. Saharni mengatakan, "Semoga beliau sekeluarga selalu diberikan kesehatan dan ketegasan dalam menjalankan tugas-tugasnya demi menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar."
Sementara KH Suryana selaku pimpinan Pondok Pesantren Salafiyah Tajul Falah Banten menulis, "Sewaktu beliau menjabat saja, banyak marbot masjid dan musala diberangkatkan umroh gratis. Ini kan luar biasa. Sampai sudah tidak menjabat lagi, beliau masih tetap peduli terhadap lembaga pendidikan agama di sini."
Wasana kata
Salut dan salam hormat untuk yang terhormat Bapak Listyo Sigit Prabowo. Semoga terus amanah dalam menjalankan kepercayaan. Mari kita dukung siapa pun yang berprestasi dan memiliki rekam jejak baik untuk menduduki jabatan strategis. Salam persaudaraan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H