Hermina rela meninggalkan pekerjaannya demi mendidik anak-anak kolong. Waktu terus bergulir. Tak terasa, pada 2020 ini, sudah genap 20 tahun Hermina setia mendidik anak-anak kaum papa di kolong tol Jakarta.
Minat orang tua untuk menitipkan anak-anak mereka belajar di sekolah di Jalan Kampung Baru, Kubur, RT 11 RW 16, No 24, Penjaringan, Jakarta Utara, 14440 ini terus meningkat.Â
Jauh sebelum pendaftaran dibuka, sudah banyak warga menanyakan syarat menyekolahkan anak di sekolah berwawasan kebinekaan ini. Di antara mayoritas siswa beragama Islam, ada seorang murid beragama Hindu.
Tingginya minat warga bisa kita pahami. Orang tua atau wali hanya dimintai biaya 20 ribu rupiah untuk uang sumbangan pendidikan. Uang seragam dicicil semampunya.
"Ada orang tua yang memberi 50 ribu, tetapi ada pula yang tidak harus membayar. Kami melihat keadaan ekonomi siswa," jelas Hermina.
Dana operasional didapatkan dari upaya keluarga besar almarhum Paulus Madur dan dari santunan para dermawan lintas latar belakang. "Berkat kemurahan Tuhan YME melalui banyak orang, Sekolah AnKol ini bisa bertahan sejak 1995 sampai kini," tutur Hermina penuh syukur.
Kebahagiaan sejati kala berbagi dan menyantuni
"Menurut anak-anak, saya ini galak. Tetapi sebenarnya itu demi kebaikan mereka. Mereka juga mengerti. Saya bahagia, para murid saya tekun belajar dan mampu berprestasi di tengah keterbatasan," kisah Hermina.Â
Ada satu impian Hermina dan keluarga almarhum Paulus Madur: mendirikan sekolah dasar.