Coba bayangkan bagaimana peliknya situasi yang dialami mereka yang kehilangan pekerjaan atau mengalami pemotongan gaji akibat pandemi. Coba bayangkan derita sanak kerabat dan pasien penderita Covid-19 dan juga penyakit-penyakit lain yang semakin sulit ditangani akibat situasi darurat pandemi Covid-19 ini.
Angka warga miskin di atas kertas versi pemerintah (sekitar 97 juta warga miskin)- secara faktual sudah bertambah!
Sangat sulit mendata pertambahan jumlah faktual warga miskin di tengah pandemi ini. Kiranya jumlah warga miskin bertambah secara cukup signifikan.
Rakyat miskin (baru) inilah yang kiranya tidak memiliki kemampuan membeli vaksin. Sejatinya Kementerian Kesehatan sudah mengetahui hasil survei yang diselenggarakannya pada 19-30 September 2020 lalu.
Sebanyak 38 persen responden tidak mau membayar guna mendapatkan vaksin jika vaksin harganya di atas Rp100 ribu. Jika kita kembali melihat perkiraan harga vaksin di atas, 5 dari 6 vaksin diberi harga di atas Rp100 ribu/dosis.
Rakyat miskin sudah kepayahan memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, minuman, dan perumahan. Akan menjadi sangat berat bagi 70 juta lebih rakyat miskin yang belum masuk tanggungan vaksin gratis ketika mereka harus pula membayar vaksin.
Menagih kewajiban negara
Kewajiban negara adalah menjamin pelayanan kesehatan bagi seluruh warga negara. Penduduk miskin seharusnya menjadi prioritas layanan kesehatan, termasuk penyediaan vaksin.
Jika mau jujur, apakah benar tidak ada dana yang dapat dialihkan demi penyediaan vaksin gratis atau subsidi vaksin bagi rakyat jelata? Semiskin apakah negara kita?Â
Coba kita pakai logika sederhana saja. Negara masih mampu menggaji anggota dewan dan pejabat tinggi negara. Di tengah pandemi, perjalanan dinas praktis berkurang drastis. Demikian pula program-program rutin banyak yang diundur meski anggaran telah dirancang.
Ke mana uang perjalanan dinas dan uang untuk proyek yang ditangguhkan itu? Jika sungguh ditata dengan bijaksana, negara kita kiranya sangat bisa menggratiskan atau mensubsidi vaksin bagi warga, terutama warga miskin.