Kedua, memperkuat keamanan dan ketenteraman wilayah
Lho, belanja di toko dan warung setempat apa kaitannya dengan keamanan dan ketenteraman wilayah? Wah, hal ini mungkin tidak disadari oleh orang-orang yang bukan keluarga pemilik toko dan bukan pula pengurus desa atau wilayah permukiman.
Banyak yang kurang menyadari bahwa keberadaan warung dan toko-toko lokal atau tradisional itu ikut memperkuat keamanan wilayah. Logikanya sederhana saja.
Di mana ada warung dan toko lokal beroperasi, memang ada risiko kejahatan, misalnya perampokan atau pencurian. Akan tetapi, sejauh pengalaman keluarga kami, para penjahat cenderung mengincar toko-toko besar.
Nah, justru dengan adanya banyak warung dan toko-toko kecil dan menengah di pelosok wilayah, ada keramaian warga. Para calon penjahat akan berpikir ratusan kali sebelum melancarkan aksi jahat.
"Wah, kalau saya mencuri di kampung itu, bisa babak belur dihajar warga kalau saya ketahuan," demikian kira-kira isi pikiran calon penjahat.
Pemilik warung dan toko lokal memiliki ikatan sosial kuat dengan warga sekitar. Demikian pula, warga sekitar merasa ikut memiliki warung dan toko lokal. Hal ini yang mungkin kurang kita sadari.
Di lingkungan kami, keberadaan warung dan toko yang buka hingga sekitar pukul 22.00 menjadikan aktivitas warga semarak hingga malam. Di depan toko kami, sempat juga berdagang seorang penjual bakmi yang dagangannya cukup laris. Adanya warga yang berkumpul membuat suasana aman.Â
Selain itu, diam-diam para pemilik warung dan toko juga berperan sebagai "satpam" lingkungan.
Lalu-lalang orang, setidaknya yang singgah membeli, berada dalam pantauan pemilik dan pegawai toko lokal. Karena biasanya para pemilik dan karyawan ini adalah warga setempat, mereka segera mengenali jika ada "orang baru" datang.
Aparat keamanan kiranya sangat terbantu dengan adanya "satpam" lokal ini. Warung dan toko lokal mampu mengikis anonimitas yang sering dipakai sebagai "topeng pelindung" para pelaku kejahatan.Â