Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bocah Pemulung Baca Al Quran dan Pasal 34 yang Indah dalam Tulisan

7 November 2020   06:13 Diperbarui: 16 November 2020   12:52 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak-anak Pemulung di Tangerang

pasutri budiman dari tangerang - dokpri
pasutri budiman dari tangerang - dokpri
Beberapa bulan lalu, saya telah mengulas kisah pasangan suami-istri asal Tangerang yang memberi makanan gratis bagi kaum miskin. Pasutri ini bukan orang kaya. Mereka pemilik sebuah rumah makan kecil di bilangan Lippo Karawaci Tangerang. 

"Kami kasihan melihat derita orang-orang miskin yang tiap hari lalu-lalang di depan warung makan kami. Apalagi di tengah pandemi ini. Akhirnya kami hanya bisa memberi dari kekurangan kami. Membagikan nasi bungkus pada kaum papa," ujar Ibu Tulus (nama samaran) kepada penulis.

Hingga kini, mereka rutin membagikan nasi bungkus pada tukang ojek, pemulung, dan warga miskin lainnya di dua titik. Apakah ada dana dari pemerintah yang mereka terima? Sayangnya tidak ada. Murni upaya sendiri bersama orang-orang budiman lain dari aneka latar belakang suku, agama, dan ras.

"Kami mengajak teman-teman zaman masih sekolah dan kuliah dulu, serta siapa pun yang tergerak hati untuk membantu kaum miskin. Saya sendiri yang berbelanja bahan makanan di pasar untuk memastikan kesegarannya," ujar Bu Tulus. Sang suami mendukung dengan menjadi "tukang antar" dan "tukang bagi-bagi nasi bungkus".

Kisah lengkap di sini (klik). Di antara sekian banyak foto yang dikirimkan pasutri budiman tersebut, ada pula foto anak-anak pemulung.

anak-anak pemulung - dokpri
anak-anak pemulung - dokpri
Mereka tiap hari hilir-mudik di jalanan kota, mengadu peruntungan sebagai pemulung seperti orang tua mereka. Di tengah pandemi, risiko kesehatan jelas makin besar bagi mereka.

Siapa yang Pertama Kali Menolong Anak Jalanan?

Di tengah keprihatinan banyaknya anak jalanan semacam ini, siapa yang pertama kali bergerak menolong? Dinas Sosial? KPAI? Oknum pejabat yang dulu ketika kampanye tampil bak malaikat tak bercacat?

Dengan segala kejujuran, negara sering kali justru bukan yang pertama kali menolong fakir miskin dan anak-anak terlantar seperti Akbar dan anak-anak pemulung lainnya.

Lalu siapa? Warga biasa yang berhati mulia. Orang-orang kecil yang menolong orang-orang kecil. Lembaga-lembaga swadaya masyarakat dan lembaga-lembaga keagamaan. Kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun