Saya punya seorang sahabat yang mengatakan bahwa dirinya kadang-kadang melihat arwah. Uniknya, dia melihat arwah ketika diadakan ibadah mendoakan arwah untuk almarhum atau almarhumah yang lantas "menampakkan diri" padanya. Konteksnya adalah ibadah menurut tata cara agama yang dia dan saya anut.
"Apa wujud yang Mbak biasa lihat?" selidik saya. "Oh, saya lihat arwah almarhum atau almarhumah itu hadir juga ketika didoakan di rumah dalam ibadah peringatan arwah," tuturnya.
"Tapi saya tidak takut. Soalnya arwah itu tampak tenang. Wajahnya damai. Mungkin karena tahu dirinya sedang didoakan," kata sahabat saya, seorang perawat di sebuah rumah sakit di Pulau Jawa.
Halusinasi atau Karunia?
Semua kisah yang saya tulis di atas berdasarkan kisah nyata. Jujur, narasi saya olah agar lebih luwes, namun saya jamin tidak mengandung unsur kebohongan.Â
Jika gejala-gejala di atas benar adanya, kiranya hal ini mengindikasikan dua hal:
Pertama, adanya kemampuan sebagian orang untuk "melihat dan berkomunikasi dengan arwah". Kedua, dalam situasi tertentu, arwah kiranya bisa "menampakkan diri". Perhatikan baik-baik. Saya gunakan kata "mengindikasikan" serta "kiranya". Artinya, bukan suatu kepastian.
Apakah kemampuan "melihat arwah" suatu halusinasi atau karunia? Sebelum menjawab ini, mari kita simak dulu riset tentang "melihat arwah dan hantu".
Pareidolia
Dalam dunia ilmiah, telah ada sejumlah studi untuk menjelaskan gejala orang "merasa melihat roh".Â
David Smailes, seorang psikolog di Northumbria University di Newcastle, Inggris mengatakan bahwa manusia sering mengalami halusinasi setiap hari. Misal, kita merasa ada orang memanggil nama kita, padahal tidak. Atau seolah ada orang mengetuk pintu, padahal tidak ada.