Asia Tenggara adalah rumah keberagaman etnis, agama, dan budaya. Secara signifikan, lebih dari 50% umat Katolik Asia ditemukan di satu negara saja, yaitu Filipina. Umat Katolik di sebagian besar negara Asia (Tenggara) adalah minoritas kecil, bahkan seringkali kurang dari 1%.Â
Meskipun kecil, umat Katolik di Asia Tenggara dipandang oleh Paus sebagai kelompok yang penting dalam menciptakan persaudaraan sejati dengan pemeluk agama dan kepercayaan lain di kawasan yang terus berkembang, namun juga dibayang-bayangi persekusi antaragama maupun intraagama.
Kedua, mengirimkan pesan bahwa pekerja migran perlu kita perhatikan
Kita tahu, statistik menunjukkan bahwa sebagian besar umat Katolik di Brunei adalah para pekerja migran. Â Sekitar 70 persen pekerja migran adalah warga Filipina, 20 persen dari Indonesia, dan 10 persen dari komunitas adat Brunei sendiri.Â
Dengan menunjuk seorang Uskup Brunei yang selama ini menjadi pemerhati migran, Paus Fransiskus menegaskan pentingnya upaya memperhatikan pekerja migran di Asia Tenggara.
Uskup Sim adalah juga Presiden Komisi Regional untuk Komunikasi Sosial (RCSC) Malaysia-Singapura-Brunei. Di kawasan ini, isu pekerja migran sungguh menjadi permasalahan kompleks karena terjadi banyak perdagangan manusia.
Di Indonesia pun, isu pekerja migran (terutama dari timur Indonesia) adalah permasalahan pelik. Simak Kiprah Suster Laurentina, Sang "Suster Kargo" bagi Pekerja Migran. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Akhirulkalam
Wasana kata, semoga penunjukan calon kardinal baru dari Brunei ini menjadi momentum untuk semakin mempererat persaudaraan antara jemaat Gereja Katolik dan pemeluk agama dan kepercayaan lain di Asia Tenggara dalam memperhatikan kaum rentan.
Vatikan kiranya sungguh memandang penting peran warga Asia Tenggara dalam percaturan dunia. Karena itu, Paus Fransiskus menunjuk tambahan kardinal baru untuk kawasan Asia Tenggara. Uniknya, dari sebuah negara yang secara statistik "sangat mini" jumlah umat Katoliknya: Brunei.
Sekadar informasi, tahun ini sejatinya Paus Fransiskus dijadwalkan berkunjung ke Indonesia. Sayangnya, pandemi terjadi. Akan sangat menarik menanti apakah Paus pemerhati orang miskin ini suatu hari akan sungguh mengunjungi tanah air kita, rumah keberagaman yang mengagumkan ini.