Dulu saya juga pernah malu gegara buta soal bank. Waktu itu saya harus mengirim uang donasi lewat bank. Saya waktu itu bingung bagaimana cara mengisi slip setoran. Satpam sampai datang untuk membantu saya. Wah, malu juga dilihat orang banyak.
Mungkin sang bapak satpam berkata dalam hatinya, "Ini orang cakep tapi kok bodo, sih." Hehe...itu pun cuma hoaks. Selain pandir, saya juga tidak ganteng seperti oppa Korea. :)
Ketiga, sederhana itu tidak bikin pusing.
Justru karena tidak bergaji bulanan dan tidak punya rekening, saya tidak pusing. Tidak terlalu takut dengan penjahat. Kalau dicopet, paling kehilangan dompet butut.
Seorang yang tak punya rekening bank tak perlu cemas soal PIN, kartu tertelan mesin ATM, sms dan email penipuan, dan segala urusan dengan bank.
Ia bisa menjalani hidup tanpa memikirkan aneka kecemasan yang biasa dialami para pemilik rekening bank.
Wasana Kata
Kisah ini hanyalah ilustrasi sederhana tentang adanya pribadi-pribadi yang "terasing" namun tak pusing di zaman serba digital ini. Saya pernah menulis kisah lain bertajuk "Diam-diam Kita Dipaksa Punya Ponsel". Sila klik saja.
Kalau disuruh memilih antara punya rekening bank atau tidak, saya sepertinya akan menjawab: "Tergantung jumlah uang di dalamnya, Bos!"
Hehehe...Enggak, ah. Tanpa rekening, aku tak pening. Cukup uang untuk beli kuota dan celana agar bisa nulis di Kompasiana dengan nyaman dan santun. Yey!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H