Di zaman kiwari nan modern ini, sepertinya aneh bahwa ada orang-orang yang tidak punya gaji dan rekening bank. Bukan karena tidak mampu, lho. Ada kalangan dan insan tertentu yang memang tidak mau dan "tidak diperbolehkan" menerima gaji dan memiliki rekening bank pribadi.
Nah, bagaimana rasanya jadi orang yang tidak punya gaji tetap dan tidak juga punya rekening bank pribadi? Ini kisah nyata dari salah satu pelakunya. Saya sendiri ^_^.
Sebelum menuju menu utama, saya merasa perlu membuat semacam senarai kalangan yang tidak mempunyai rekening bank pribadi, meski secara ekonomi cukup mampu.
Pertama, banyak orang di pelosok negeri.
Sewaktu saya bertugas di Kalimantan Utara beberapa tahun lalu, saya bergaul dengan banyak sekali warga biasa di pelosok negeri kita ini. Tidak berarti bahwa semua adalah golongan ekonomi lemah.
Ada para pencari kayu gaharu yang jika berangkat ke hutan harus punya modal jutaan rupiah. Selama berbulan-bulan mereka menjelajahi hutan lebat untuk menemukan gaharu yang harganya mahal sekali karena langka. Konon, gaharu adalah resin kayu wangi yang dihasilkan dari dahan yang terkena jamur dan akhirnya membatu.
Banyak warga di pelosok negeri ini masih menggunakan uang tunai saja. Mereka ini tidak pernah sekalipun menginjak lantai licin bank.Â
Kedua, sebagian pelaku kejahatan dan (mantan) narapidana;
Ketiga, sebagian pelajar dan pekerja sektor informal;
Keempat, kaum gaptek; Kelima, pensiunan yang tinggal menikmati hidup saja;Â
Keenam, orang mampu yang memang ingin hidup sederhana.