Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini 5 Fakta Unik Beato Carlo Acutis, Teladan Kesucian di Zaman Internet

11 Oktober 2020   05:33 Diperbarui: 2 Juni 2021   15:36 11153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada Sabtu sore (10/10) waktu Italia, di Basilika Superiore Santo Fransiskus di Asisi, telah berlangsung misa beatifikasi Carlo Acutis. Anak muda ini demikian istimewa. Ia bukan hanya menjadi sosok yang dipuji oleh Gereja Katolik, namun juga menjadi teladan kesucian bagi banyak anak muda di zaman internet ini. 

Saya mengikuti siaran langsung perayaan ekaristi dalam rangka beatifikasi Carlo Acuttis melalui siaran YouTube sebuah majalah Katolik ternama Indonesia. Jumlah pemirsa Indonesia yang mengikuti siaran tersebut cukup banyak. Mencapai 18 ribu. 

Tiap sepersekian detik, jemaat Katolik dari Indonesia dan negara-negara lain mengetik doa dan harapan di kolom komentar. "Beato Carlo Acuis, doakanlah agar pandemi segera usai," tulis seorang pemirsa. "Beato Carlo, semoga anak-anakku menjadi anak saleh sepertimu," pinta penonton lain.

Baca juga: Carlo Acutis, Anak Muda Kudus dengan Jenazah Utuh

Berikut ini adalah 5 fakta unik Beato Carlo Acutis yang perlu kita ketahui:

Pertama, sejak kecil sudah sangat saleh

Carlo Acutis lahir di London pada 3 Mei 1991. Ia adalah buah hati pasangan dari Italia, Andrea Acutis dan Antonia Salzano. Orang tuanya tinggal di London untuk bekerja. Pada September tahun yang sama, keluarga ini pindah ke Milan.

Carlo sejak usia dini sudah menampakkan kesalehan yang luar biasa. Pada usia tujuh tahun, dia sudah menerima komuni suci dengan izin khusus. Lazimnya, pada usia ini anak-anak Katolik belum diizinkan menerima komuni suci karena dianggap belum bisa memahami makna kehadiran Yesus dalam roti dan anggur yang telah disucikan. 

Carlo rupanya sudah lebih matang dalam iman dibanding anak-anak seusianya. Ia rajin berdoa. Tiap hari ia mengikuti perayaan ekaristi dan mendaraskan rosario.

Carlo cilik juga akrab dengan sosok para santo-santa dan orang-orang kudus, misalnya Santo Fransiskus dari Assisi, Jacinta Marto, Santo Dominikus Savio, Santo Luigi Gonzaga, dan Santo Tarsisius (pelindung putera altar).

Kedua, pandai menggunakan internet untuk kebaikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun