Menjadikan seseorang anggota grup tanpa izin yang bersangkutan berarti mengungkapkan nomor teleponnya ke publik. Ini adalah pelanggaran privasi yang cukup serius.
Seseorang mungkin bisa sangat terganggu ketika nomor teleponnya diumbar ke publik sehingga ia menerima tawaran iklan dan gangguan yang tidak ia kehendaki.
Seseorang mungkin saja sangat sibuk sehingga tak punya waktu untuk "grup receh". Atau, ia memang bukan tipe orang yang suka heboh-hebohan di grup. Ia mungkin lebih suka "japri" secara intensif alih-alih aktif di grup.
2. Selalu minta izin dahulu atau setidaknya memberitahu
Hendaknya selalu meminta izin dahulu pada yang bersangkutan mengenai undangan digabungkan ke grup WA atau Telegram dan sejenisnya. Jelaskan secara gamblang tujuan grup itu dan juga siapa saja yang ada di dalamnya.Â
Terkadang, grup juga hanya bertujuan pendek. Misalnya, untuk memudahkan penyelenggaraan suatu webinar. Jika acara itu sudah usai, bisa saja grup itu dibubarkan.
Dalam keadaan tertentu, mungkin kita tak sempat meminta izin. Misalnya, keadaan darurat atau saat kita merasa cukup yakin bahwa yang bersangkutan tidak keberatan secara serius.
Dalam situasi ini, setidaknya kita perlu memberitahu yang bersangkutan bahwa ia sudah digabungkan ke grup WA dan sejenisnya. Sampaikan permohonan maaf dan penjelasan yang memadai agar ia mengerti.
3. Menjelaskan aturan main grup
Setiap grup sebaiknya ada pengatur (admin) dan ada aturan mainnya. Misalnya, dilarang mengunggah iklan tanpa seizin admin grup. Atau, hanya boleh membahas topik spesifik grup dan tidak memberi toleransi pada topik lain.
Jika di antara peserta ingin menyampaikan hal di luar topik grup, bisa mengontak secara pribadi atau membuat grup lain.