Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sang Penyembuh Luka

11 September 2020   11:06 Diperbarui: 11 September 2020   11:07 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari pexels.com

Ia datang. Membawa semerbak. 

Bukan parfum. Bukan pula minyak. 

Ia tiba. Membawa harum nan ranum. 

Bukan kusuma. Bukan pula padma. 

Ia hadir pada terminal penantian. Membawa kesembuhan. 

Pada yang terluka. Pada yang dinista. 

Ia tak memberi obat. Ia tak gagah kuat. 

Ia lemah. Tapi Ia mengajakmu agar tak mudah menyerah. 

Meski hidup makin payah dan tubuhmu makin lelah. 

Ia mendengar keluh kesahmu dengan telinga kalbu.  

Engkau pun sembuh tanpa kau tahu.  

Engkau menyebutnya mukjizat. Namun Ia bukan malaikat. 

Dalam dirinya ada lukaluka. Masih menganga.  

Telah kenyang Ia dirundung. Ditolak. Dicibir. 

Ia paham deritamu kala engkau dihina. 

Dia seorang penyembuh yang istimewa. 

Ia penyembuh yang terluka.

Ia pun berkata: 

wahai, kau tak harus tanpa luka

tuk jadi penyembuh luka.

*** 11/9/2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun