Pendidikan Vokasi lebih menekankan praktik dibanding teori dengan persentase 60:40. Pendidikan Vokasi mencakup Diploma I (D1), Diploma II (D2), Diploma III (D3), dan Diploma IV (D4). Gelar yang akan diraih adalah gelar Vokasi, umpama: Ahli Pratama (A.P) Ahli Muda (A.Ma) Ahli Madya (A.Md) Sarjana Terapan (S.Tr).
3. Pendidikan Profesi
Pendidikan Profesi ditempuh setelah seseorang menggondol gelar Sarjana (S1).Â
Contoh gelar profesi di Indonesia, antara lain : Akuntan (Ak.); Apoteker (Apt.); Dokter (dr.); Dokter gigi (drg.); Perawat (Ners.); Psikolog (Psi.); Fisioterapis(Physo.); Certified Public Accountant (CPA.). Selengkapnya baca artikel Kompas ini.
Berbicara soal prospek kerja, tentu amat bervariasi tergantung jenis pendidikan dan jumlah lulusan pada bidang ilmu yang bersangkutan. Cukup banyak orang bergelar S1 belum mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Tergantung bidangnya, salah satu alasan sulitnya pemegang gelar strata satu mendapatkan pekerjaan adalah justru karena gelar S1 itu "nanggung".
Banyak lapangan pekerjaan mensyaratkan adanya spesialisasi, yang baru didapatkan ketika seseorang melanjutkan ke pendidikan profesi.Â
Nah, dalam bidang spesialisasi, justru lulusan pendidikan vokasi unggul dibanding rata-rata orang yang kuliah S1. Kekhususan ilmu dan relatif sedikitnya jumlah lulusan pendidikan vokasi membuat pekerjaan cukup mudah didapatkan.
Presiden Joko Widodo sejak menjabat walikota Solo telah menyadari pentingnya pendidikan vokasi ini. pada 2019 lalu, Jokowi telah mencanangkan investasi sumber daya manusia (SDM), antara lain melalui pendidikan vokasi. Baca di sini.
Mengapa Tidak Pilih Pendidikan Vokasi dan Berwirausaha?
Kepada generasi muda, ada satu pertanyaan yang penting Anda sekalian pertimbangkan. Kuliah "biasa" (kuliah akademik) terbilang menghabiskan banyak biaya dan belum tentu lulusannya segera mendapatkan pekerjaan. Mengapa tidak memilih pendidikan vokasi atau berwirausaha saja?