Ayah membawaku ke depan cermin di ruang tengah:
"Pandanglah bayang wajahmu, putriku.
Bundamu cantik sepertimu."
*
Aku baru ingin bertanya tentang alasan perpisahan
tapi ayahku telah sembab berlinang air mata penyesalan.
***
fajar september 2020
Puisi lain: Mencintai dalam Sunyi - Yang Perlu Kita Perbuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!