Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Istri Tersayang dan Klakson Malam

1 September 2020   12:04 Diperbarui: 1 September 2020   12:03 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diolah dari pexels.com

*

Kedekatanku dengan keluarganya makin terjalin setelah ayahnya makin sering memesan mebel buatanku. Ternyata sang ayah punya kawan-kawan penggemar mebel dari luar Jawa yang rela merogoh kocek dalam-dalam. 

Jadilah aku sebagai pemasok stok mebel untuk ayahnya. Bukan cuma karena kualitas kerjaku. Juga karena iba padaku. Aku yang yatim piatu namun gigih berjuang mencari nafkah dengan apa yang aku bisa. 

Usaha mebel itu perlahan makin maju. Meningkatkan ekonomi keluarganya dan juga ekonomiku.

Witing tresna jalaran saka kulina. Karena sering jumpa, mekarlah cinta. 

Meski sempat ragu, aku berani juga melamar gadis itu. Rupanya bukan rupa yang ia cari. Orang tuanya pun merestui hubungan kami. Jadilah janur kuning melengkung. 

Setelah menikah, kami pindah. Meninggalkan desa di tepi jalan raya Jogja-Purworejo itu. Menjemput mimpi. Menjadi pengusaha mebel sukses di kota. Tak jauh-jauh. Di Kota Lumpia.

Toko kami sedikit di pinggir kota. Meski begitu, pembeli tetap berdatangan. Barang bermutu memang akan selalu dicari. 

Meski hingga kini belum juga hadir buah hati, aku dan istriku tak merasa kurang bahagia. Kami sepakat membantu sebuah panti asuhan. 

Keadaan serba menyenangkan rupanya tak berlangsung lama.

Dua tahun lalu, mertuaku berpulang. Pertama, ibu. Disusul ayah yang makin sakit parah. Jadilah aku dan istriku yatim-piatu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun