Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kiprah Suster Laurentina, Sang

23 Agustus 2020   09:15 Diperbarui: 6 Mei 2024   13:50 1374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekadar informasi, menurut data BPS pada 2019, NTT memiliki jumlah persentase penduduk miskin 20, 62 persen. Angka ini menempatkan NTT pada posisi ketiga peringkat provinsi dengan persentase penduduk miskin terbanyak secara nasional, di bawah Papua (26,55 persen) dan Papua Barat (21,51 persen).

Kantong-kantong kemiskinan, utamanya di perdesaan NTT, menjadi daerah rawan praktik perdagangan manusia. Menurut Pendeta Emmy, persoalan kemiskinan ini berkelindan juga dengan persoalan soal tanah. 

Hanya lima persen masyarakat di perdesaan memiliki tanah sendiri. Kadang tanah itu bukan milik sendiri dan kadang bukan pula tanah produktif. Ini memicu warga untuk merantau sampai ke luar negeri demi mencari penghasilan. 

Melawan Jaringan Mafia dengan Berjejaring

Dalam webinar, Suster Laurentina PI menjelaskan bahwa praktik perdagangan manusia terhadap pekerja migran di NTT adalah praktik yang dilakukan oleh jaringan ala mafia.

Sang ketua Yayasan Sosial Penyelenggaran Ilahi ini menandaskan pentingnya membangun jaringan untuk melawan jaringan mafia perdagangan manusia di NTT.

"Memerangi perdagangan manusia adalah pekerjaan raksasa. Sindikat perdagangan manusia itu sangat kuat. Mereka juga sampai ke tingkat desa. Karena itu, kita harus berjejaring dengan pihak-pihak lain hingga ke tingkat bawah. Saya berjejaring dengan pemerintah, para pemuka agama, kelompok pemuda, dan sebagainya," ungkap biarawati Katolik tersebut.

Bersama para pemerhati pekerja migran - dok Sr. Laurentina PI
Bersama para pemerhati pekerja migran - dok Sr. Laurentina PI
"Perdagangan manusia adalah kejahatan kemanusiaan yang tidak dapat dibiarkan. Sebagian pekerja migran mengalami trauma berat akibat kekerasan yang dialami," tegas sarjana lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Widuri (2015) tersebut.

Cara Kerja Sidikat Perdagangan Manusia di NTT

Menurut Suster Laurentina PI, sindikat memperdaya warga sederhana untuk jadi pekerja migran. Ada dua tawaran menarik yang sindikat sampaikan kepada para calon korban.

Pertama, iming-iming beasiswa. Para korban dijanjikan akan mendapat beasiswa pendidikan di luar daerah atau di luar negeri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun