Di perempatan selatan Jogja tersayang,
sang surya membakar aspal kering kerontang
Badut berkepala raksasa bergoyang girang
seirama dendang
*
Meliuk-liuk tubuhnya di depan pengendara
Menebar senyum seolah bahagia
Seakan utang sudah lunas semua
*
Ada pengendara yang tertawa.Â
Ada pula yang menghinanya:
"Bikin takut saja, dasar badut gila!"
*
Semenit dua menit tlah berlalu
Lampu merah akan berubah hijau
Kuda-kuda besi akan segera dipacu
*
Kaleng bekas susu ia sodorkan
Berharap bunyi kepingkeping recehan
Sekelumit kemurahan untuk badut keringatan
*
Tepian jalan tanpa pepohonan
Jadi saksi perjuangan
Badut lucu mantan anak jalanan
*
Sudah lima jam membanting tulang
Cuma dapat sedikit uang
Bagaimana bisa lunas utang?
*
Si badut tetap tertawa riang
senja nanti ia tetap datang
menyuapi penghuni panti tersayang:
orang-orang sakit jiwa yang dibuang.
*
Emas perak ia tak punya
Hanya ketulusan yang mulai sirna
bagi mereka yang haus dicinta
****
Puisi dipersembahkan untuk si badut budiman ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H