I sit calmly. The weather today is a bit rainy
My fingers are dancing happily
Turning the pages of an old photo album slowly
There I find pictures of my deceased daddy
*
"Son, when I was a kid
my father -your grandpa- used to beat me
every time I failed to do what he asked me,"
my daddy told me once.
*
Strangely, my daddy never did anything like that to me
Not even a slap landed on my cheeks
I wonder why. Exactly one year after he passed away.
*
Then I remember once my father told me:
"Forgiving is giving up treating others badly
Forgiving is forgetting bad memories."
*
Tears in my eyes
"Thank you, my beloved dad,Â
for teaching me how to forgive and to forget."
***
 Versi Indonesia:
Memaafkan Itu Melupakan
Aku duduk tenang. Hujan berinaian.
Jemariku menari dengan penuh kegembiraan.
Membuka album foto usang perlahan-lahan.
Di situlah foto-foto mendiang papa kutemukan.
*
"Anakku, waktu aku kecil sepertimu
Ayahku -kakekmu- sering memukulku
Tiap kali aku gagal menaati apa yang ia mau,"
kata Papaku.
*
Ganjilnya, padaku Papaku tak pernah melakukan hal serupa
Tak pernah sekalipun pipiku ditamparnya
Ku bertanya mengapa. Tepat setahun setelah wafatnya.
*
Aku lantas terkenang perkataan Papa padaku:
"Memaafkan itu berhenti berbuat jahat pada orang lain.
Memaafkan itu melupakan kenangan kelam."
*
Berderai air mataku
"Terima kasih, Papa terkasihku,
engkau telah mengajarku
bagaimana mengampuni dan melupakan."
****
NB: Tokoh dan peristiwa fiktif belaka. Puisi dua versi bahasa ini dipersembahkan untuk semua ayah dan pemeran "kasih kebapaan" bagi banyak orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H