Ketika bos-bos makan siang lanjut "bobok siang"
di hotel tinggi menjulang,
nenek renta datang tanpa bilang-bilang
di Pasar Cipinang, menyapu bulir-bulir terbuang
*
Sri namanya. Pinggiran Jawa Tengah asalnya.
Dompet tak ia punya. Apalagi isinya.
Mbah Sri, Mbah Sri...datang merantau ke ibu kota
setelah ditinggal pergi suaminya.
*
Zaman baheula memang belum ada drama Korea
tapi pelakor sudah ada
Mbak Sri muda waktu itu jadi salah satu korbannya
*
Tiap hari Mbah Sri pagi-pagi sembahyang
merapal doa-doa, mengharap luka batin menghilang,
menyelipkan harapan baik untuk pelakor dan suami tersayang.
*
Mbah Sri, Mbah Sri...
Ayah-bunda memilih nama Sri, sang dewi padi
lambang kesuburan negeri gemah ripah loh jinawi
sayangnya banyak tikus berdasi
menari-nari menindas wong cilik seperti Sri
*
"Berilah rejeki, oh Tuhan yang Maha Baik
pada wong licik dan wong cilik.
Hamba tak mengharap uang banyak
Cukuplah bisa makan layak
Biar sekadar beras bercampur kerikil
hasil halal bukan mustahil"
*
Mbah Sri, Mbah Sri...
deritamu di dunia fana alangkah hebatnya
rindumu akan swargaloka alangkah kuatnya
lebih kuat dari terik mentari di gurun Kalahari.
***
menarapipit, medio juli 20.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H