Tiga keluarga (A, B, C) datang ke restoran di Guangzhou, China pada Tahun Baru China, 24 Januari 2020 lalu. Mereka duduk di tiga meja berdekatan di salah satu sudut restoran. Sepuluh orang dari tiga keluarga itu akhirnya terinfeksi Covid-19 dari seorang pasien pertama dari keluarga A.Â
Tak seorang pun dari 68 pengunjung restoran itu di 15 meja lainnya terinfeksi. Tidak ada sentuhan fisik langsung antara para anggota keluarga A, B, C yang makan siang waktu itu.
Hasil penelitian menunjukkan, distribusi infeksi Covid-19 konsisten dengan pola transmisi virus yang bisa bertahan pada aerosol.Â
Ilustrasi di atas melukiskan droplet (percikan batuk/bersin/nafas) pasien A1 (berwarna biru di meja tengah atas) tersebar sebagai mikrodroplet aerosol di udara dan membentuk "awan terjebak" (cloud envelope) akibat pengaturan AC yang buruk di restoran tersebut.Â
Mikrodroplet pasien A1 terkonsentrasi di zona meja A, B, C sehingga mereka yang duduk di tiga meja itu lebih berisiko terjangkit Covid-19. Ini terbukti dengan adanya 9 pasien lain (berwarna merah) di tiga meja itu yang akhirnya terkena Covid-19. Menariknya, ada juga sejumlah orang di meja A, B, dan C yang tidak tertular.
Kesimpulan para peneliti tersebut ialah bahwa transmisi mikrodroplet aerosol (melalui udara) Covid-19 karena ventilasi udara buruk dapat menjelaskan terjadinya penyebaran massal Covid-19.
3 Hal yang Perlu Kita Lakukan setelah adanya Bukti Baru Transmisi Aerosol (Udara)
Menurut para peneliti tersebut, transmisi melalui mikrodroplet aerosol menjadi cara ketiga penularan Covid-19. Dua cara lainnya telah diketahui sebelumnya, yaitu melalui droplet besar (misalnya cairan batuk dan bersin) dan menyentuh benda-benda yang terkontaminasi droplet pasien Covid-19.