Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Polisi Jujur Masih Banyak, Ini Kisah dan Kesaksian akan Tiga Paman Anggota Polri Budiman

19 Juni 2020   05:50 Diperbarui: 21 Juni 2020   10:55 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum lama ini heboh berita penangkapan seorang warga Kepulauan Sula, Maluku Utara gegara ia mengunggah humor lawas Gus Dur tentang polisi. Isi humor tersebut adalah bahwa ada tiga polisi jujur di Indonesia, yaitu polisi tidur, patung polisi, dan Jenderal Hoegeng.

Ismail Ahmad, sang pemuda Maluku tersebut memang hanya dikenai wajib lapor saja, namun kasus ini menarik perhatian publik. Tak kurang, Alissa Wahid, putri Gus Dur ikut mengomentarinya. 

Sebabnya, humor itu memang pernah disampaikan Gus Dur semasa hidupnya dan bermakna positif sebagai pengingat bagi anggota kepolisian agar menjunjung tinggi kejujuran. 

Selama ini, cukup banyak stigma negatif tentang anggota polisi dan Polri. Maklum saja, yang lebih sering jadi berita adalah kelakuan oknum polisi yang tidak baik. Ini bisa memengaruhi minat anak muda untuk berkarir jadi anggota Polri. 

Padahal, karir sebagai anggota polisi adalah suatu yang amat mulia. Tambah lagi, reformasi birokrasi Polri semakin mengarah pada profesionalitas, juga dalam proses seleksi calon anggota polisi. 

Mau bukti? Ada banyak anak orang sederhana yang diterima jadi polisi tanpa uang suap. Bahkan, peraih Adhi Makayasa tahun 2019 dari Akademi Polisi diraih oleh Muhammad Idris yang ayahnya seorang petani sederhana. Di Manado, seorang anak tukang ojek jadi taruna polisi.

Polisi Jujur dan Bijaksana Masih Banyak

Pengalaman saya, anggota polisi yang jujur dan bijaksana masih banyak. Pendapat ini bukan karena saya memiliki tiga paman dalam keluarga besar kami, yang adalah anggota Polri, lho. Hehe...

Kisah pertama saya alami bertahun silam, saat mengurus pembuatan SIM C baru di sebuah Polres di Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu itu, saya menempuh prosedur resmi yang telah ditetapkan. 

Jumlah ongkos yang saya keluarkan persisnya lupa, tetapi tidak mahal karena memang mengikuti aturan. Dengan ramah Pak Polisi, yang sayangnya saya lupa namanya, melayani pembuatan SIM C saya. 

Waktu itu memang tidak wajib tes praktik. Saya hanya diminta mengerjakan tes tertulis secara manual. Konyolnya, saya tidak belajar dulu sehingga kesulitan mengerjakan tes itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun