Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Daun Sungkai Disebut Kandidat Obat Corona, Ini Profil Tanaman Sungkai dan Khasiatnya

9 Juni 2020   04:31 Diperbarui: 9 Juni 2020   04:43 4370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah surga tanaman obat tradisional. Jauh sebelum obat-obatan modern tersedia, nenek moyang kita telah memanfaatkan aneka jenis tanaman obat untuk mengobati penyakit. Salah satu tanaman obat tradisional yang akhir-akhir ini menjadi viral adalah daun pohon sungkai.

Daun sungkai mendadak jadi buah bibir setelah Letjen Doni Monardo, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, menyatakan di hadapan para gubernur bahwa ia mendengar, daun sungkai mungkin bisa menjadi kandidat obat corona. 

Tanpa menunggu lama, Doni Monardo segera meminta Gubernur Jambi, Fachrori Umar, agar mengulik khasiat daun sungkai yang pohonnya banyak ditemukan di Provinsi Jambi. 

Permintaan Doni Monardo ini segera ditanggapi Gubernur Jambi. Fachrori Umar pun telah meminta Dinas Kehutanan Provinsi Jambi guna meneliti khasiat daun sungkai sebagai kandidat obat Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Demikian dilansir Antara. 

Profil Pohon Sungkai (Peronema canescens Jack.)

1. Nama ilmiah dan nama lokal

Dikutip dari laman gbif.org, nama ilmiah daun sungkai adalah Peronema canescens Jack. Pohon sungkai ini disebut dengan nama lain false elder dalam bahasa Inggris. 

Dikutip dari laman indoforest, dalam bahasa daerah Nusantara, pohon sungkai disebut jati sabrang, jati londo, dan kurus. Tanaman ini juga dijumpai di beberapa negara Asia Tenggara. Di Malaysia, tanaman sungkai disebut sukai atau cherek. Di Negeri Gajah Putih Thailand, tanaman ini disebut sangkae, khoeilai, sakae.

Tanaman sungkai sudah diteliti orang Eropa yang datang ke Jawa.  Ini gambar dari Atlas der Baumarten von Java (1914).
Tanaman sungkai sudah diteliti orang Eropa yang datang ke Jawa.  Ini gambar dari Atlas der Baumarten von Java (1914).

Sungkai adalah pohon kecil sampai sedang dengan mahkota berbentuk bulat telur yang dapat tumbuh hingga 20 meter sampai 30 meter. Batangnya lurus atau sedikit lentur, biasanya dengan penopang kecil, tidak bercabang hingga 9 - 15 meter dan berdiameter hingga 70 cm. Demikian informasi dari worldagroforestry.org.

2. Manfaat Pohon Sungkai sebagai Kayu

Menariknya, pohon sungkai ini rupanya bisa dimanfaatkan kayunya. Menurut riset Wahyudi, A. R Mojiol, dan Z. Muttaqin bertajuk "Growth and Yield Analysis of Sungkai (Peronema canescens Jack.) in Kalimantan, Indonesia ", pohon sungkai adalah pohon lokal (spesies asli) yang berpotensi dikembangkan untuk ditanam di hutan tanaman dan perkebunan wanatani.

Riset tersebut menunjukkan bahwa dalam 12 tahun, persentase ketahanan hidup pohon sungkai mencapai 89,7%. Artinya pohon ini cukup "bandel". 

Menurut Dephut (1989), kayu sungkai mempunyai berat jenis purata 0.63; kelas awet III dan kelas kuat II-III. Kayu sungkai cocok dipakai untuk bahan bangunan, perabot, beruti, papan, lantai, dinding, patung dan ukiran, kerajinan tangan dan venir. Kayu sungkai dikenal mempunyai warna yang cerah dan serat yang indah. Artikel lengkap di sini.

Sementara laman indoforestry mencatat, kayu pohon sungkai ringan dan cukup kuat sehingga cocok dimanfaatkan untuk membuat finishing interior, dan terutama untuk rangka atap, gerobak, dan jembatan untuk lalu lintas ringan. 

Pohon sungkai berbunga - Foto creative commons https://www.flickr.com/photos/3angel/
Pohon sungkai berbunga - Foto creative commons https://www.flickr.com/photos/3angel/
3. Manfaat Daun Sungkai sebagai Obat Tradisional

Oleh masyarakat, daun sungkai dikenal memiliki sejumlah khasiat. Dikutip dari laman tropical.theferns.info, khasiat sungkai antara lain:

- ramuan daun dan rebusan kulit sungkai sering digunakan masyarakat sebagai obat demam.

- rebusan daun digunakan sebagai tapal untuk obat kurap, dan sebagai pencuci mulut (mouthwash) untuk mengobati sakit gigi. 

Informasi serupa dicatat oleh Ditjenhut (1980) sebagaimana dikutip Wahyudi et al (2016).

Daun sungkai - foto creative commons oleh https://www.flickr.com/photos/3angel/
Daun sungkai - foto creative commons oleh https://www.flickr.com/photos/3angel/
4. Peta persebaran pohon sungkai

Berikut peta persebaran pohon sungkai menurut situs gbif.org:

tangkapan layar situs gbif.org -dokpri
tangkapan layar situs gbif.org -dokpri
 Menurut laman kehati.jogjaprov, pohon sungkai dapat ditemukan di Kabupaten Sleman, Bantul, Gunungkidul dan Kulon Progo. 

Harapan bagi Peneliti dan Masyarakat Indonesia

Harus kita akui, riset tanaman obat di negara kita masih dapat dikembangkan secara lebih serius dengan dukungan dana dari negara dan swasta. Amat disayangkan bila nanti khasiat tanaman obat seperti sungkai ini dilakukan negara lain dan diklaim oleh peneliti negara lain, padahal tanaman ini juga telah dikenal baik oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu kala. 

Selain itu, masyarakat Indonesia hendaknya giat mencatat dan membukukan atau mengulas dalam bentuk tulisan tentang khasiat tanaman obat tradisional di sekitar kita. Resep obat tradisional kiranya perlu dicatat dan didokumentasikan dengan baik. Ini adalah aset luar biasa bagi kemajuan bangsa kita.

Sikap Bijaksana Menyikapi Berita "Obat Corona"

Sampai saat ini, Badan Kesehatan Dunia atau WHO menegaskan hal-hal berikut dalam situs resminya (diakses pada 8 Juni 2020):

Beberapa pengobatan barat, tradisional atau rumahan dapat memberikan kenyamanan dan mengurangi gejala COVID-19 ringan, namun belum ada obat yang telah sungguh terbukti mencegah atau menyembuhkan penyakit covid-19.

WHO tidak merekomendasikan pengobatan sendiri dengan obat apa pun, termasuk antibiotik, sebagai pencegahan atau penyembuhan untuk COVID-19. Namun, ada beberapa uji klinis obat-obatan barat dan tradisional, yang menunjukkan perkembangan positif.

WHO sedang mengoordinasikan upaya untuk mengembangkan vaksin dan obat-obatan untuk mencegah dan mengobati COVID-19 dan akan terus memberikan informasi terbaru segera setelah hasil penelitian tersedia.

Cara paling efektif untuk melindungi diri sendiri dan orang lain terhadap COVID-19 adalah dengan:

-Bersihkan tangan Anda secara teratur dan menyeluruh.

-Hindari menyentuh mata, mulut, dan hidung Anda.

-Tutupi batuk dengan tekuk siku atau tisu.  Jika tisu sudah digunakan, buanglah segera dan cuci tangan Anda.

-Pertahankan jarak minimal 1 meter dari orang lain.

Wasana Kata

Wasana kata, daun sungkai pun kini masih diteliti sebagai kandidat obat (peringan gejala) corona (covid-19). Kandidat artinya calon. Namanya masih calon, belum tentu jadi benaran. Mirip pengalaman beberapa orang yang "ditinggal calon padahal lagi sayang-sayangnya". Duh, kok endingnya jadi ambyar begini sih :)

Salam lestari dan salam sehat. Maju terus para peneliti dan praktisi obat tradisional Indonesia! Jika Anda punya pengalaman menggunakan sungkai sebagai obat tradisional, sila bagikan pengalaman. Sila vote, komentar, dan bagikan artikel ini jika berkenan. 

NB: Penulis bukan ahli botani dan ahli medis. Tulisan ini adalah deskripsi sederhana mengenai tanaman sungkai, bukan rujukan medis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun