Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya Senang Menertawakan Nama Marga yang Satu Ini

20 Mei 2020   05:55 Diperbarui: 20 Mei 2020   05:58 1540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tertawa - pixabay.com/stocksnap

Nama orang adalah bagian integral dari identitas diri yang sangat patut dihormati. Demikian pula dengan nama marga. Kebetulan, saya beruntung memiliki nama marga yang unik dan belum banyak dikenal sehingga sering menjadikan orang penasaran, bingung, dan keliru. 

Akan tetapi, alih-alih marah, saya justru senang menertawakan nama marga yang satu ini. Tentu nama marga saya sendiri. Mengapa?

Suku Nggak Jelas

Kalau orang bertanya, saya suku apa, saya jawab, "Saya suku nggak jelas". Mengapa? Ibu saya orang Jawa tulen. Kakek-nenek dari pihak Ibu tiyang Jawi asli.

Tetapi karena tugas negara sebagai tentara, keluarga kakek-nenek (sudah wafat keduanya) pindah ke Kepulauan Riau. Karena itu, ibu saya tidak lancar basa Jawi krama inggil atau bahasa Jawa halus. Bisa dibayangkan betapa kasarnya bahasa Jawa halus saya. Saya belajar bahasa halus ini justru di luar lingkup keluarga.

Di rumah, kami bercakap dengan bahasa Indonesia. Maklum, ayah saya bukan orang Jawa. Suku ayah saya juga nggak jelas. Mengapa? Nenek buyut saya konon bernama -seingat saya- Cha Kim Cho Nio (benar tidak ya tulisannya?). Bisa ditebak, seorang Tionghoa. Sementara almarhum kakek saya (dari pihak ayah) bernama marga Timmerman. 

Anda pernah dengar nama marga ini? Saya tebak, belum pernah. Jika Anda berasal dari daerah sekitar Manado, Sulawesi Utara, mungkin pernah mendengar nama marga ini. Sila ketik di mesin peramban kata Timmerman. Akan muncul nama-nama londo atau Belanda.

Ya, memang demikian sejarahnya. Timmerman adalah kata bahasa Belanda yang berarti "tukang kayu". Varian nama marga ini ada beberapa: Timmerman dan Timmermans.

Jadi nama keren Timmerman itu sebenarnya aslinya cukup ndeso di Belanda sana. Bobby Timmerman ya artinya Bobby Tukang Kayu. Gak ada keren-kerennya sama sekali, terutama bagi orang (keturunan) Belanda sendiri :)

Coba Anda perhatikan nama-nama marga Inggris. Ada yang kelihatan keren, tapi sebenarnya konyol kalau diterjemahkan. Ada pemain bola namanya Danny Drinkwater. Artinya Danny Minum Air:) 

Ada juga nama marga Italia yang kedengaran jos. Andrea Gelato. Terjemahannya Andrea Es Krim. Ada juga Tommaso Ammazaorso. Artinya Tommaso Pembunuh Beruang. Serem...!

Penasaran, Bingung, dan Keliru

Karena nama marga yang aneh dan ganjil ini, keluarga kami sudah biasa mengalami pengalaman yang bikin gemes. Biasanya orang akan penasaran. "Ini kok nama anak-anak seperti nama londo padahal wong Jowo," celetuk pegawai di kantor-kantor pada ibu saya. 

Dengan senang hati ibu saya menjelaskan sejarah keluarga kami. 

Saya pun sudah kenyang "dibully" gegara status saya sebagai keturunan londo. Sejak SD pasti ada teman-teman yang bercanda dengan mengatakan,"Eh...simbahmu penjajah."

Saya tidak pernah marah. Karena memang kenyataannya simbah (kakek) saya tidak ada kaitannya dengan tentara penjajah Belanda. Lha wong simbah saya itu pelaut niaga. Jadi saya lah yang dengan bangga menyanyi "Nenek-moyangku orang pelaut...!"

Orangnya baik. Pernah membantu pengungsi "manusia perahu Vietnam" yang terdampar di Kepulauan Riau pada era 1976-an. Kalau dengan cucu-cucunya sayang minta ampun. Opa saya selalu membawa permen dari Singapura (?) dengan bungkus yang bisa dimakan ketika mengunjungi keluarga kami ketika saya masih kecil.

Undangan Pernikahan

Nama marga yang asing di telinga banyak orang Indonesia ini sangat sering bikin orang keliru mengucapkan dan mengetik. Paling sering orang melafalkan dan menuliskannya sebagai "Timermen". Terpengaruh pengucapan bahasa Inggris. Lalu, huruf m juga kurang satu. Ah, sudahlah. Gak ngaruh juga. 

Pernah suatu undangan pernikahan -yang ditujukan pada ayah saya- memuat nama yang mengejutkan dunia persilatan: Kepada Yth Bapak Supermen.

Wkkk...Sejak kapan marga kami jadi marga superhero? Eh, tapi keren juga ya. Cuma masalahnya, saya kalau pakai celana dalam masih di dalam, bukan di luar kayak si Supermen ^_^.

Marah atau Senang?

Saya sendiri dan juga keluarga besar kami sepertinya sepakat akan dua hal: Pertama, nama marga memang sakral dan patut dihormati karena terkait leluhur. Kedua, nama marga yang "tidak dikenal umum" seperti yang kami sandang memang kerap jadi bahan saltik dan salah ucap. 

Jika ada yang mengetik dan mengucapkan nama marga kami dengan tepat, saya sangat senang. Artinya, pribadi-pribadi itu mengenal saya dengan baik, sampai hafal nama marga saya yang "sangat rumit" untuk kebanyakan orang Indonesia.

Akan tetapi, jika ada yang salah ketik, salah ucap, atau bahkan bercanda dan bikin plesetan soal nama marga, saya malah lebih sering tertawa. Kadang senyum simpul dalam hati. Kadang malah ingin tertawa ngakak sambil koprol. Seperti ketika membaca undangan untuk Bapak Supermen tadi. 

Jika ada undangan seperti itu untuk saya, jangan cemas...tetap saya datangi hajatannya:) Cuma saya jadi bingung. Di amplop sumbangan harus nulis nama marga apa: Timmerman atau Supermen?

Kalau ditulis Timmerman, nanti disangka si Supermen cuma mau makan enak tapi gak mau nyumbang. Ambyar...wkkk.

Ada yang mau cerita tentang nama marga? Adakah pemilik marga Timmerman yang belum saya kenal, yang membaca tulisan ini? Yuk ayuk...ditunggu di kolom komentar atau dalam artikel balasan:)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun