Saya sendiri dan juga keluarga besar kami sepertinya sepakat akan dua hal: Pertama, nama marga memang sakral dan patut dihormati karena terkait leluhur. Kedua, nama marga yang "tidak dikenal umum" seperti yang kami sandang memang kerap jadi bahan saltik dan salah ucap.Â
Jika ada yang mengetik dan mengucapkan nama marga kami dengan tepat, saya sangat senang. Artinya, pribadi-pribadi itu mengenal saya dengan baik, sampai hafal nama marga saya yang "sangat rumit" untuk kebanyakan orang Indonesia.
Akan tetapi, jika ada yang salah ketik, salah ucap, atau bahkan bercanda dan bikin plesetan soal nama marga, saya malah lebih sering tertawa. Kadang senyum simpul dalam hati. Kadang malah ingin tertawa ngakak sambil koprol. Seperti ketika membaca undangan untuk Bapak Supermen tadi.Â
Jika ada undangan seperti itu untuk saya, jangan cemas...tetap saya datangi hajatannya:) Cuma saya jadi bingung. Di amplop sumbangan harus nulis nama marga apa: Timmerman atau Supermen?
Kalau ditulis Timmerman, nanti disangka si Supermen cuma mau makan enak tapi gak mau nyumbang. Ambyar...wkkk.
Ada yang mau cerita tentang nama marga? Adakah pemilik marga Timmerman yang belum saya kenal, yang membaca tulisan ini? Yuk ayuk...ditunggu di kolom komentar atau dalam artikel balasan:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H