Siapa itu Iblis? Â
Katekismus Gereja Katolik secara khusus membahas siapa itu iblis atau setan dalam sejumlah nomor (391-395). Secara singkat, Alkitab dan Tradisi Gereja memahami bahwa setan adalah malaikat yang memberontak.
Para roh jahat ini dengan kehendak bebas mereka memberontak pada Tuhan. Iblis ini adalah raja kebohongan ("the father of lies"). Bahkan diceritakan dalam Injil bahwa Setan berusaha membujuk Yesus agar tunduk padanya. Akan tetapi, kekuatan setan terbatas. Setan tak pernah lebih berkuasa dari Tuhan.Â
Bagaimana Setan Masuk dalam Diri Seseorang
Perlu dipahami, ada beberapa istilah untuk membedakan pengaruh setan pada diri seseorang. Dalam buku Pembebasan dari Roh Jahat, dibedakan 4 istilah: posession, obsession, oppresion, dan infestation. Sila baca lengkapnya di sini.
Dalam tulisan ini, saya memilih menggunakan istilah kerasukan setan (possesed by demon) saja untuk memudahkan diskusi. Kerasukan setan dialami ketika iblis merasuki tubuh seseorang dan menimbulkan keganjilan, misalnya suara berubah total (wanita tiba-tiba bersuara pria) dan tubuh meronta demikian kuat.Â
Menurut pengalaman Pastor Amorth, hampir seluruh pasiennya pernah ditangani oleh tenaga medis dan profesional (dokter dan psikolog). Hal ini bisa dipahami karena memang gejala perwujudan kerasukan setan ini kadang tercampur dengan gejala sakit jiwa dan sakit fisik.Â
Lalu, bagaimana cara Pastor Amorth membedakan pasien sakit biasa dan kerasukan setan? Ada tiga "kriteria":Â
1. Lazimnya orang yang sungguh kerasukan setan pernah mendekatkan diri pada praktik terkait setan.Â
Misalnya ikut pertemuan sekte setan dan ikut ibadah okultisme (misalnya vodoo atau tenung).Â
Penjelasan saya (bukan dari Pastor Amorth): Berdasarkan apa yang pernah saya baca dari dua pastor yang pernah menangani eksorsisme di Indonesia, seseorang bisa dirasuki setan juga oleh karena dua hal: