Aktivis Ravio Patra menjadi buah bibir setelah ditangkap aparat kepolisian. Ravio Patra yang vokal menyuarakan kepentingan masyarakat sipil ditangkap dengan tuduhan telah menyebarkan pesan onar melalui nomor WhatsApp (WA) miliknya.
Sejatinya, Ravio Patra sempat mendeteksi adanya kejanggalan pada WAnya sekitar pukul 14.00, Selasa, 22/4/2020. Melalui akun Twitternya, Ravio memperingatkan para rekan dan kerabatnya akan dugaan peretasan itu.
Dua jam kemudian, WAnya berhasil dipulihkan. Akan tetapi, nomor WA tersebut diketahui telah mengirimkan pesan onar kepada sejumlah penerima.
Dilansir Kompas.com berdasarkan surat dari Direktur Eksekutif Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), Damar Juniarto, isi pesan onar tersebut adalah:
“KRISIS SUDAH SAATNYA MEMBAKAR! AYO KUMPUL DAN RAMAIKAN 30 APRIL AKSI PENJARAHAN NASIONAL SERENTAK, SEMUA TOKO YG ADA DIDEKAT KITA BEBAS DIJARAH".
Analisis Kebahasaan
Kini penulis akan menyajikan analisis kebahasaan terhadap pesan onar yang dikirimkan nomor WA Ravio Patra. Penulis bukan ahli bahasa, namun hanya seorang pembelajar dan pencinta bahasa yang berusaha mengulas tema aktual ini demi memberikan wawasan objektif bagi masyakarat.Â
Penulis sajikan dahulu komentar kebahasaan atas pesan onar, baru kemudian ulasan terkait sosok Ravio Patra.
1)Â Seluruh pesan tersebut diketik dengan huruf kapital atau huruf besar.
Lazimnya, pesan dengan ketikan huruf kapital semua menandakan seruan berapi-api yang hendak disampaikan oleh penulis atau pengirim pesan.
Ini sesuai dengan inti pesan tersebut, yaitu memprovokasi massa untuk melakukan penjarahan.
2) Krisis sudah saatnya membakar!