Para penulis tentu menginginkan tulisannya dibaca semakin banyak orang. Tujuannya agar pesan tulisan itu sampai pada khalayak. Juga agar penulis mendapat kebanggaan dan imbalan. Siapa tak bahagia sekaligus mendapat aspek kebermanfaatan, kebanggaan dan imbalan ini?
Akan tetapi, rupanya jalan menuju tercapainya semua tujuan penulisan tadi tak mudah dilalui. Berliku-liku. Kadang ada rasa kecewa, jengkel, penasaran, tapi juga gembira. Gado-gado campur pecel dan sambel. Rame rasanya!
Tulisan "tips membangun kedekatan dengan pembaca artikel atau tulisan kita" ini memang utamanya membahas artikel blog. Akan tetapi juga relevan untuk artikel media massa daring dan luring.
Dampak proximity atau kedekatan
Coba Anda pilih satu di antara empat judul artikel "rekaan belaka" berikut ini. Mana artikel yang akan segera akan Anda baca?
A. Rusia Bangun 100 PLTA Tahun Depan; B. Presiden RI Akan Gratiskan Tagihan AirÂ
C. Pengemudi Ojol Dilarang Angkut Penumpang selama Wabah; D. Kasus DBD di Semarang Naik Tajam, Ini Tips Mencegah DBD
Jawaban Anda akan sangat beragam. Mungkin Anda memilih berita B karena penggratisan tagihan air berdampak langsung pada pengeluaran Anda. Mungkin memilih C karena Anda tiap hari biasa pakai jasa ojol untuk menuju tempat kerja. Mungkin memilih D karena Anda warga Semarang atau karena Anda ingin tahu tips mencegah DBD.
Akan tetapi, bisa juga Anda memilih berita A karena Anda bekerja di bidang energi terbarukan, berminat pada isu lingkungan, atau memang sedang jenuh baca berita lokal sehingga ingin baca berita luar negeri.
Dalam ilmu media, jika tak keliru (saya bukan ahlinya), perbedaan pilihan tulisan mana yang segera dipilih pembaca karena lebih dekat dengan realita diri pembaca ini disebut dampak proximity atau kedekatan.
Semakin dekat topik tulisan kita dengan keperluan dan keseharian atau minat pembaca, makin tinggi peluangnya dibaca orang.Â
Makin aktual dan relevan dengan pembaca, tulisan kita kiranya makin laris dibaca.
Lalu, bagaimana tips membangun kedekatan dengan pembaca tulisan kita?
Ceruk Pembaca dan Tips Membangun Kedekatan
Ibu Suprihati dalam artikel Kompasiana "Mengapa Artikel Pilihan Tidak Selalu Mampu Mendulang Pembaca?" ini (sila klik) mengulas dengan rinci adanya empat kuadran relasi jumlah pembaca dan label pilihan di Kompasiana.
Label pilihan di Kompasiana diberikan pada artikel bermutu dan dampaknya, tulisan mendapat "promosi" dari segi pengakuan dan durasi tayang di Kompasiana. Akan tetapi, meski label pilihan sudah tersemat, mengapa masih gagal menjaring pembaca (blog)?
Ada aneka faktor yang mempengaruhi tingkat keterbacaan tulisan kita. Ceruk pembaca adalah salah satunya.Â
Ceruk pembaca artinya kalangan yang disasar oleh suatu tulisan. Tulisan mengenai penggratisan tagihan air secara nasional tentu memiliki ceruk pembaca yang lebih luas ketimbang tulisan mengenai DBD di sebuah kota. Meski begitu, tak selalu ceruk pembaca yang kecil otomatis mendapat pembaca sedikit.
Ada banyak tulisan dengan ceruk pembaca kecil mampu menjaring cukup banyak pembaca di luar ceruk yang disasar.Â
Bagaimana cara menarik minat pembaca umum? Salah satu caranya adalah membangun kedekatan dengan pembaca. Ada 3 tips membangun kedekatan dengan pembaca:
1. Angkat Topik Lokal Jadi Topik "Nasional"
Umpama, judul dan narasi semula yang kita rancang adalah "Desa Argo Makmur Sukses Bertanam Jahe Merah ". Judul ini kurang menarik bagi pembaca umum di yang saat ini sedang perlu jamu peningkat daya tahan tubuh.Â
Coba ubah judul "lokal" tadi jadi, misalnya, "Yuk Bertanam Jahe Merah, Penambah Daya Tahan Tubuh di Kala Korona" atau "Desa Ini Buktikan Mudahnya Tanam Sendiri Jahe Merah di Rumah."
Gimana? Lebih atraktif, kan bagi pembaca umum? Kuncinya adalah keterampilan mengusung topik "lokal" jadi "nasional", atau membuat tulisan lebih relevan bagi pembaca umum di luar ceruk.
2. Buat Judul yang Libatkan Pembaca
Rahasianya ada dalam penggunaan struktur judul (dan narasi) yang lebih partisipatif bagi pembaca.
- Judul memuat ajakan bertindak: mari, yuk, ayo, segera, cepat-cepat.
- Judul memuat pertanyaan yang bikin penasaran: sudah coba? sudah tahu? sudah pernah?
- Judul memuat kata "kita", "kami", dan "Anda" atau "kamu". Coba baca judul artikel ini ^_^.
Misalnya, judul semula "Rusia Bangun 100 PLTA Tahun Depan" kita ubah jadi "Sudah Tahu Rusia Akan Bangun Berapa PLTA Tahun Depan?"
Saya menerapkan tips pelibatan pembaca ini dalam artikel saya tentang vaksin korona dari tembakau yang diproduksi perusahaan farmasi Amerika Serikat. Sejatinya, topik ini jauh dari keseharian pembaca Indonesia.Â
Akan tetapi, ternyata induk perusahaan farmasi ini punya anak usaha di Indonesia. Akhirnya, judul dan narasi saya ubah jadi 'Perusahaan "Rasa Indonesia" Produksi Vaksin Corona dari Tembakau dan Kontroversi Industri Rokok'. Jumlah klik pembaca menurut statistik Kompasiana mencapai 600-an. Tidak buruk, bukan? Padahal, saya "cuma" menambahkan frasa "rasa Indonesia". Sila baca di utas ini.
3. Bahas Dampak Tulisan bagi Pembaca Umum
Tips lain agar pembaca umum tertarik adalah dengan membahas apa dampak tulisan bertopik spesifik itu bagi pembaca umum. Judul dan narasi bisa kita ubah menjadi:
"Hikmah Kisah Sukses Petani Jahe Merah bagi Kita" atau "Inspirasi dari Pemuda Ambon Ini untuk Kita Semua"
Â
Tips Membangun Kedekatan dengan Pembaca Blog Bersama
Selain tiga tips di atas, secara khusus ada tips membangun kedekatan dengan pembaca blog keroyokan atau bersama. Misalnya, Kompasiana.
Sudah banyak yang mengulas, tapi tetap saya tulis agar membantu penulis/narablog pemula agar makin menjaring banyak pembaca.
1. Rajin berkunjung, meninggalkan jejak berupa "vote" dan atau komentar pada tulisan penulis lain.
2. Rajin membalas dan menanggapi apresiasi rekan penulis lain dan pembaca.
3. Tak perlu ragu menyertakan utas atau link artikel kita agar memudahkan kunjungan balasan. Hanya saja, perhatikan cocok tidak artikel yang di-utas-kan dengan artikel dan minat atau situasi penulis artikel yang Anda komentari? Sudah tahu penulisnya cowok keren (keren-peng) kayak saya kok malah diberi utas artikel "tips memilih lipstik". Ambyar!Â
4. Rajin menjadi pengikut akun sahabat penulis lain.
5. Berteman di dunia nyata, membuat grup WA, dst.
6. Mengikuti acara daring dan luring yang diselenggarakan blog bersama.
Kalau Anda berhasil menjaring lebih banyak pembaca setelah terapkan tips gak jelas ini, jangan lupa ya berkunjung ke lapak saya. Syukur-syukur traktir soto Pak Karso setelah wabah usai.
Salam berbagi. Kritik dan kripik singkong sila tinggalkan di kolom komentar. Dengan senang hati menerima curhat penulis (pemula) di ruangberbagi@yandex.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H