Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

3 Alasan Indonesia Belum Perlu Tiru Lockdown ala Malaysia

17 Maret 2020   06:10 Diperbarui: 17 Maret 2020   20:33 4753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sayangnya, akhir-akhir ini pemerintah tidak menerangkan secara rinci riwayat perjalanan suspect dan pasien positif corona. 

Meski demikian, dari data yang ada, tak satu pun klaster di dalam negeri Indonesia mencakup ratusan atau ribuan orang.

Sementara Malaysia mengalami kesulitan menangani sebuah klaster raksasa yang mencakup 14.500 orang.

Pemerintah Malaysia melaporkan 125 kasus baru pada hari Senin, 95 di antaranya terkait dengan tabligh akbar bulan lalu. Pertemuan keagamaan di Kuala Lumpur ini diikuti sekitar 16.000 orang beraneka negara dari tanggal 27 Februari hingga 1 Maret. 

Dari 14.500 warga Malaysia yang hadir, hanya 7.000 yang telah menjalani pemeriksaan Covid-19. Padahal, telah berulang kali pejabat pemerintah dan pemuka agama menyerukan agar seluruh warga Malaysia yang ikut tabligh akbar itu mau memeriksakan diri.

Dikutip dari kompas.com, 3 WNI dari antara sejumlah WNI yang mengikuti acara tabligh akbar di Malaysia itu dinyatakan positif terjangkit virus corona. Ketiganya dirawat di rumah sakit di Malaysia. Sementara ada sebelas orang Brunei dikabarkan terinfeksi virus corona pada acara tersebut.

Keputusan lockdown Malaysia sangat beralasan karena klaster Kuala Lumpur ini besar sekali. Jika dihitung, masih ada 7.500 peserta tabligh akbar yang belum memeriksakan diri. Penting dicatat, acara keagamaan itu digelar sekitar 4 hari sehingga risiko penularan massal jelas ada.

2. Karakteristik Wilayah Berbeda 

Presiden Joko Widodo dalam paparannya (15/3) menyatakan bahwa keputusan untuk tidak menerapkan lockdown nasional adalah karena Indonesia negara besar dan negara kepulauan sehingga tingkat penyebaran COVID-19 ini derajatnya bervariasi. Jokowi meminta para kepala daerah agar selalu memantau kondisi lokal. 

Kondisi wilayah Malaysia berbeda dengan Indonesia. Malaysia secara umum dibagi menjadi dua: Malaysia Barat dan Timur. Malaysia bukan negara dengan ribuan pulau seperti Indonesia. 

Lockdown nasional Malaysia kiranya memang cocok untuk dua wilayah daratan luas yang dimiliki Negeri Jiran itu. Jika ditilik, negara-negara yang menerapkan lockdown nasional atau regional memang berada pada daratan luas, umpama Italia, Jerman, Perancis, dan Spanyol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun