Menariknya, dua pasien oranye terakhir ini berjarak 4,5 meter dari "pasien nol". Artinya, jangkauan covid-19 dalam bus Hunan bisa mencapai 4,5 meter dari "pasien nol" atau pasien pembawa Covid-19.
- Pasien biru (1 orang) adalah pasien yang lantas diketahui terjangkit covid-19, namun tidak menunjukkan gejala apa pun. Ia duduk 4 baris di depan "pasien nol".
- Penumpang dan sopir abu-abu adalah mereka yang tidak terinfeksi covid-19. Jumlah mereka ada 38 penumpang dan 1 sopir. Total isi bus adalah 48 penumpang dan 1 sopir.
Kesimpulan dan Saran dari Peneliti Hunan
Para peneliti menyimpulkan, dalam lingkungan bus tertutup dengan AC, penyebaran virus corona Covid-19 melebihi "jarak aman" yang  sejauh ini disarankan WHO.
Para ahli itu juga menggarisbawahi risiko bahwa virus corona dapat bertahan dalam lingkungan dalam bus, juga setelah pasien pembawa atau "pasien nol" turun dari bus. Virus corona ini dapat bertahan sampai 5 hari dalam cairan tubuh dan tinja penderita.
Para ahli itu menyarankan pentingnya mencuci tangan dan mengenakan masker di tempat umum, termasuk dalam kendaraan umum yang pintu dan jendelanya tertutup.Â
Catatan saya: masker terutama wajib dikenakan orang dengan gejala corona dan tenaga medis. Jika Anda merasa punya gejala corona, karantina diri Anda di kamar, jangan memaksa diri bepergian, apalagi dengan transportasi umum!
Salah satu hal yang menjadi tanda tanya, artikel karya peneliti Hunan yang sempat dimuat Jumat lalu itu mendadak ditarik pada hari Selasa oleh jurnal Practical Preventive Medicine, tanpa memberikan alasan. Demikian tulis jurnalis South China Morning Post (SCMP), koran terbitan Hongkong, yang jelas bukan koran pemerintah China. Mungkinkah sedang direvisi oleh peer-reviewer? Entahlah.
Risiko Tinggi Corona dalam Transportasi Umum