Kementerian Kesehatan Selandia Baru melalui laman resminya pada 28 Februari telah mengumumkan kasus pertama WN Selandia Baru positif corona COVID-19. Â
Dikutip dari laman surat kabar RNZ, pasien ini berusia 60-an. Ia baru-baru ini melakukan perjalanan dengan pesawat dari Iran yang transit di Pulau Bali. Ia menumpang pesawat Emirates EK450, yang tiba di Auckland pada 26 Februari. Kini ia berada dalam kondisi yang lebih baik  di rumah sakit Auckland.
Menteri Kesehatan David Clark mengatakan si pasien "mengikuti semua langkah yang Anda harapkan akan diikuti." Maksudnya, si pasien ini mengenakan masker selama perjalanan sehingga setidaknya diharapkan mencegah penularan melalui cairan batuk dan bersin.
Direktur Jenderal Kesehatan, Ashley Bloomfield mengatakan pasien ini tiba dari Iran, tempat virus corona COVID-19 menyebar dengan cepat.
Dia mengatakan dua sampel pertama yang diambil dari tenggorokan, atau nasofaring si pasien negatif. Akan tetapi, pasien menunjukkan gejala infeksi paru-paru sehingga tes ketiga dilakukan.
Dr Bloomfield mengatakan, tiga anggota keluarga pasien kini juga berada dalam isolasi, dan penumpang lainnya dalam penerbangan akan dihubungi.
Terutama yang berada barisan yang sama dengan pasien ini atau duduk di dua baris di depan atau di belakang si pasien. Mereka akan diminta untuk mengisolasi diri selama 14 hari.
Indonesia kemungkinan sudah 2 kali disinggahi pasien COVID-19
Situs katadata menyajikan infografik yang menunjukkan bahwa sepulang dari kunjungan di Indonesia, dua warga negara asing terinfeksi virus corona.
- 1 warga negara Tiongkok bernama Jin berkunjung ke Bali tanggal 22 Januari. Ia kemudian dinyatakan positif COVID-19 pada 5 Februari 2020.Â
-1 warga negara Jepang yang berlibur ke Bali pada 15-19 Februari juga kemudian dinyatakan positif corona pada 22 Februari 2020.Â
Hal ini menunjukkan, Indonesia kemungkinan sudah 2 kali disinggahi pasien COVID-19. Ini belum termasuk WN Selandia Baru yang jelas positif corona dan transit di Bali.
Tanggapan KemenkesÂ
Terkait pasien WN Tiongkok, pejabat Kemenkes dan Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Denpasar menyatakan, si pasien tak bisa dipastikan tertular virus corona di Bali. Si pasien pulang dari Bali tanggal 28 Januari dan baru memunculkan gejala corona pada 5 Februari. Kemungkinan, si WN Tiongkok itu terjangkit corona di China.
Sementara itu, Kepala Bidang Media dan Opini Publik Kementerian Kesehatan, Busroni saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/2/2020) mengatakan, belum tentu turis Jepang itu terjangkit COVID-19 di Bali. Bisa jadi sang pasien terjangkit corona saat di Shanghai. Karena itu, perlu diteliti dahulu riwayat perjalanannya.
Achmad Yurianto, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan sempat mengatakan bahwa si pria ini terkena SARS CoV-2, bukan COVID-19. Padahal, sejatinya WHO menyebut COVID-19 sebagai penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2. Jadi, virus SARS CoV-2 adalah penyebab COVID-19.Â
Peringatan WHO
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan,tak ada satu pun negara bisa merasa aman dari ancaman wabah COVID-19. Terbaru, wabah corona ini menunjukkan peningkatan jumlah korban terinfeksi di Korea Selatan, Italia, dan Iran. Sejumlah pejabat tinggi Iran bahkan terjangkit corona.
Indonesia perlu terus waspada
Indonesia perlu terus mewaspadai wabah corona. Kita bersyukur, sejauh ini menurut pemerintah belum ada kasus positif corona COVID-19 di Indonesia. Memang benar, ada satu WNI positif corona (telah sembuh) di Singapura, 9 WNI positif corona  di Jepang, dan 1 WNI di Taiwan.Â
Saat ini 180 WNI kru kapal pesiar World Dream sedang menjalani masa observasi di wilayah Kepulauan Seribu. Sebelumnya, ratusan WNI dari Wuhan telah dipulangkan ke rumah setelah masa observasi di Natuna.
Pemerintah memang mewaspadai daerah-daerah yang menjadi pintu masuk kedatangan WNA agar tak jadi pintu masuk corona. Pejabat Kemenkes menyatakan, enam kota yang jadi perhatian khusus adalah Medan, Jakarta, Batam, Surabaya, Bali dan Manado. Ini terkait adanya pelabuhan dan bandara internasional di kota-kota tersebut.
Pada hemat penulis, pemerintah perlu mempertimbangkan pengetatan pengawasan kesehatan terhadap WNA dan WNI yang baru saja berkunjung ke negara-negara yang telah melaporkan kasus positif corona. Termasuk Iran, negara yang baru saja dikunjungi WN Selandia Baru yang positif corona.Â
Pemerintah perlu proaktif melakukan beberapa hal: memastikan penumpang dari negara risiko corona mengisi travel alert notification (data diri, nomor kontak, alamat hotel/tujuan berlibur, anjuran kesehatan), menyebarkan informasi lengkap dan jujur soal corona pada warga, dan menambah kemampuan SDM Â dan ketersediaan peralatan medis.
Kita sebagai warga juga wajib memberantas hoaks corona dan rajin mengikuti perkembangan terbaru soal virus ini.Â
Corona COVID-19 telah memasuki babak baru. Kini virus ini menyebar luas di luar China. Kita tentu tak ingin, corona juga mewabah di Indonesia tercinta.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI