Tentu saja, tak sedikit yang membela dan memuji Putri Marino. Kalimat pujian dan dukungan itu, antara lain:
- menurutku kalimatnya dalem bgt.
- Setiap puisi/karya apapun punya penikmatnya sendiri kok :)
- Sebetulnya menulis sajak itu bebas.. Tidak terikat. Beda halnya dgn puisi yg berima. Karna sejatinya, sebuah sajak itu berasal dr apa yg dirasa. Penafsirannya pun bebas namanya jg apresiasi seni. Kita tdk bs men'judge' sebuah karya itu jelek. Karna memang tidak ada ukurannya.
Definisi Puisi, Adakah?
Ternyata perdebatan soal definisi puisi sudah berlangsung lama. Puisi secara simplistik diartikan sebagai "yang bukan prosa". Beberapa ahli teori sastra abad ke-20, yang tidak terlalu bergantung pada oposisi dari prosa dan puisi, secara amat sederhana mengatakan bahwa puisi adalah apa yang diciptakan penyair. Definisi yang cukup ambyar, bukan?
Laman bookriot.com menyajikan pendapat Christina M. Rau tentang definisi puisi. Ia mengatakan, definisi puisi amat sulit ditentukan. Ia memberi contoh sebuah karya Ezra Pound yang berjudul "In a Station of The Metro". Puisi itu berbunyi:
The apparition of these faces in the crowd:
Petals on a wet, black bough.
Hanya dua baris. Pendek sekali seperti sebagian puisi Putri Marino.
Elemen-elemen puisi
Dunia perpuisian amatlah luas. Ada banyak jenis puisi dari zaman baheula sampai zaman Instagram. Ada yang pendek ada yang panjang. Ada yang berima ada yang tidak. Akan tetapi, tentu saja sejumlah penulis dan pembelajar berupaya menyajikan elemen-elemen yang umum ditemukan dalam sebuah puisi.