Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Profil Angkie Yudistia, Staf Khusus Jokowi dan Harapan Baru Kaum Disabilitas

22 November 2019   06:11 Diperbarui: 20 Februari 2020   16:53 2415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Angkie Yudistia, penyandang tunarungu yang kini jadi 1 dari 7 staf khusus Presiden dari kalangan milenial| Sumber: Instagram/angkie.yudistia

Hal ini menjadi tantangan tersendiri saat kini Angkie sebagai wakil dari pegiat isu disabilitas masuk menjadi staf khusus presiden. Kini Angkie berada di lingkaran birokrasi negeri ini yang terkenal lamban dan rumit. Harapan kita, Angkie bisa memberi masukan agar negara menjadi lembaga yang ramah disabilitas.

Sudah ada aturan resmi soal kuota CPNS untuk kaum disabilitas. Ketentuan ini diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI (Permenpan) Nomor 36 Tahun 2018 tentang Kriteria Kebutuhan PNS dan Pelaksanaan Seleksi CPNS Tahun 2018.

Beberapa syaratnya: calon pelamar paling tidak berusia 18-35 tahun pada saat melamar. Kemudian, calon pelamar wajib melampirkan surat keterangan dokter yang menerangkan jenis/tingkat disabilitasnya. 

Jumlah jabatan yang dilamar untuk instansi pusat paling tidak sebesar 2 persen dari total formasi dengan jabatan. Kemudian, jumlah jabatan yang dapat dilamar untuk posisi di daerah paling sedikit 1 persen dari total formasi.

Dari Swasta ke Birokrasi
Masalahnya, tidak semudah itu penyandang disabilitas lolos CPNS. Masih segar dalam ingatan, kejadian yang dialami dokter gigi Romi Syofpa Ismael.

Saat mengadu ke Mendagri saat itu| Sumber: kumparan.com
Saat mengadu ke Mendagri saat itu| Sumber: kumparan.com
Ia adalah penyandang disabilitas yang menduduki peringkat pertama saat tes tapi gagal menjadi CPNS di Solok Selatan, Sumatera Barat. Menurut informasi Rieke Diah Pitaloka yang mendampingi drg. Romi, ada guru-guru juga dari DKI Jakarta yang mengalami nasib yang sama dengan drg Romi.

Angkie Yudistia pasti tahu bagaimana trik "melatih" perusahaan swasta agar bisa menerapkan lingkungan inklusi di tempat kerja bagi kaum disabilitas. Kini kita berharap, Angkie bisa menularkan ilmunya itu pada aneka kementerian dan lembaga negara yang seharusnya menjadi lembaga ramah disabilitas.

Angkie kita harapkan bisa memberikan gagasan praktis agar semakin banyak penyandang disabilitas terdata, dilatih, dan diperhatikan dengan baik oleh negara sehingga mudah bagi negara dan sektor swasta untuk merekrut mereka. 

Di sisi lain, Angkie kita harapkan mampu mengkampanyekan pentingnya penyediaan fasilitas kerja dan prasarana publik ramah disabilitas di kantor-kantor pemerintahan. Bukan hanya untuk pegawai, tapi juga bagi masyarakat penyandang disabilitas yang mengakes layanan publik.

Selamat bekerja, Angkie Yudistia. Doa terbaik untuk Anda dan siapa pun yang peduli kaum disabilitas.

Rujukan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun