Mengapa eutanasia ditentang?
Euthanasia ditentang karena terkait moral universal dan etika agama-agama:
1. Kita menerima anugerah kehidupan. Bukankah seharusnya kehidupan ini kita jaga sampai upaya maksimal, tanpa sedikit pun secara sengaja ingin mengakhirinya?Â
2. Hidup itu sesuatu yang suci dan kudus. Tak ada satu hal pun di dunia ini yang boleh melanggar hidup seseorang. Hanya Tuhan saja yang berhak mengambil nyawa manusia.Â
3. Penderitaan, bahkan yang paling parah sekalipun, tidak otomatis memberi kita hak untuk mengakhiri hidup sendiri dan orang lain. Hidup manusia selalu berharga dan patut disyukuri, tak peduli apakah hidup itu penuh penderitaan atau kebahagiaan.Â
Banyak orang sakit parah bertahun-tahun, namun tetap bahagia dan tetap ingin hidup karena menyadari bahwa hidupnya selalu adalah anugerah dari Tuhan dan bahwa hidupnya tetap bermakna meski dipenuhi derita.
4. Eutanasia dan bunuh diri dengan bantuan, meski terkesan "halus", tetaplah pembunuhan atau bunuh diri. Dua hal ini dilarang oleh Tuhan dan juga hukum positif di banyak negara.
5. Pelegalan eutanasia dan bunuh diri dengan bantuan pada akhirnya akan mengurangi kepekaan orang akan nilai dan martabat hidup manusia.Â
Orang-orang akan tergoda untuk menjalani eutanasia atau "bunuh diri dengan bantuan" alih-alih menghadapi suka-duka hidup dengan hati yang teguh dan iman kepada Tuhan YME.Â
Hidup manusia lantas dinilai berdasarkan rasa suka-tidak suka, kebebasan individu yang palsu, dan kebermanfaatan (jika seseorang tak lagi "berguna" dan malah jadi beban, ya sudah... "dibunuh" atau "bunuh diri" saja!).
6. Pelegalan eutanasia dan "bunuh diri dengan bantuan" dapat mengakibatkan beban moral dalam hati dokter, tenaga medis, dan orang-orang yang melakukan atau membantu "kematian damai" si pasien.Â