Maksudnya, seringlah membaca secara rutin rubrik itu untuk mendapatkan gambaran mengenai panjang tulisan, gaya penulisan, dan selera redaksi. Â
Artikel Opini
Artikel opini Kompas biasanya mengandaikan penulisnya adalah orang-orang yang kompeten dalam bidang atau tema tulisan. Tak heran, tulisan penulis pemula atau penulis "bukan siapa-siapa" amat sulit menembus rubrik opini Kompas, meski -mungkin- kualitas tulisan yang dibuat tidak buruk-buruk amat.Â
Sebagai koran dengan tradisi unggul, Kompas amat wajar menginginkan rubrik opininya diisi (hanya) dengan artikel unggul yang ditulis penulis-penulis berkompeten di bidang masing-masing.
Satu hal penting, artikel opini membahas isu aktual atau isu yang sebentar lagi akan aktual. Maka penulis perlu mengirimkan tulisan opini pada waktu yang tepat agar artikel masih hangat ketika sampai di meja redaksi.
Artikel Cerpen
Saya belum pernah mengirim cerpen ke Kompas dan bukan pengamat rubrik cerpen Kompas. Sila penulis lain yang lebih tahu membahas secara mendalam. Yang saya tahu, cerpen-cerpen Kompas selalu membawa pesan kemanusiaan.Â
Sebuah koran lain yang memang menyasar publik daerah tertentu  cenderung menerima cerpen bertema mistis lokal. Jadi, jangan mengirim cerpen, misalnya berjudul "KKN di Desa Penjahit" ke Kompas :)
Artikel Bahasa
Nah, setelah menulis artikel opini dan belum juga dimuat, saya mencoba menulis artikel untuk rubrik Bahasa. Saya baca beberapa artikel rubrik Bahasa untuk mengetahui tema-tema yang sudah ditulis dan gaya penulisan untuk rubrik ini.Â
Panjang artikel bahasa (sesuai pengalaman saya) berkisar 470 kata dan 3.340 character with spaces (gunakan fitur Word Count di MS Word).