Tahun 1931, Agnes yang dikirim dalam misi kongregasinya ke India mengikrarkan kaul perdananya sebagai biarawati. Seperti adat di biara, namanya berubah jadi nama kebiaraan: Suster Teresa.
Dari tahun 1931 sampai 1948, ia mengajar di sebuah sekolah di Kalkuta.Â
Namun suatu hari dalam perjalanan dengan kereta api, Suster Teresa melihat sendiri kemiskinan parah di Kalkuta. Orang-orang miskin mati di jalanan.
Pada tahun 1948, ia memutuskan untuk keluar dari komunitas biaranya yang nyaman dan profesinya yang terhormat sebagai guru. Komunitasnya memberikan izin. Ia memilih mengenakan busana Sari putih khas India, dengan garis biru. Sejak saat itu ia memutuskan untuk hidup melayani kaum miskin di Kalkuta.
Selama beberapa tahun, Suster Teresa dan sekelompok kecil suster (sekitar 13 orang suster) yang mengikuti jejaknya hidup amat sederhana. Sering mereka terpaksa mengemis untuk menyambung hidup.
Perlahan karya Teresa bagi kaum terbuang dan termiskin di India mendapat perhatian politisi dan warga kaya India.
Pada tahun 1952, Teresa membuka rumah perawatan untuk orang-orang sekarat. Di rumah itu, orang sekarat dirawat dengan kasih sayang. Suster Teresa banyak meluangkan waktu untuk menemani mereka yang sekarat. Setidaknya mereka bisa merasakan bagaimana rasanya diperhatikan sebelum mereka merenggang nyawa.
MC melebarkan sayap pelayanan berkat bantuan banyak orang budiman. Aneka rumah sakit untuk kaum miskin, penyandang lepra, penyandang kebutaan, penderita AIDS didirikan.
Tahun 1979, Mother Teresa menerima Nobel Perdamaian. Saat menerima Nobel, ia ditanya, "Apa yang bisa kita lakukan untuk mempromosikan perdamaian dunia?"
Ibu Teresa menjawab, "Pulanglah ke rumah dan cintailah keluargamu!"