Di dalam kegiatan Gali ini juga terdapat makna yang sangat mendalam bahwa di dalam kehidupan ini tidak selamanya harus disibukkan dengan kerja dan kerja. Akan tetapi, hidup ini juga harus disempatkan untuk menyepi, berdamai dengan alam semesta dan mensyukuri kekayaan alam yang adalah pemberian dari Sang Pencipta.
Budaya Gali sebagai Pengingat bagi Para Perusak Hutan
Budaya Gali adalah pengingat bagi kita, manusia, agar tahu menghormati alam ciptaan, terutama hutan. Hutan seharusnya dihormati seperti kita menghormati pribadi yang memberi rezeki sehari-hari.Â
Sayangnya, praktik kapitalisme saat ini telah mendorong perusahaan-perusahaan yang dimiliki, sebagian, oleh politisi dan pejabat, untuk membabat habis hutan.
Masyarakat adat seringkali tak berdaya melawan deforestasi yang mirisnya didukung oleh surat izin resmi dari pemerintah yang seharusnya melindungi hutan dan masyarakat adat.
Di kawasan Kalimantan Utara, saat itu terus terjadi deforestasi, baik demi produksi kayu gelondongan maupun demi pembukaan lahan sawit yang sayangnya tidak berkonsep sawit lestari.
Mari belajar dari kearifan lokal masyarakat Dayak Bulusu yang tahu berpantang sejenak dari kegiatan mengambil kekayaan hutan.
Salam lestari!
NB: Artikel ini terwujud berkat izin Mader Paulino, tokoh muda Dayak Bulusu, sahabat penulis.Â
Bahan artikel ini diolah dari tulisan Mader Paulino di halaman Facebooknya.