Berakhirnya masa Gali ini ditandai dengan menikmati madu yang baru saja diambil dari Pohon Mangris.
2. Larangan selama Gali
Selama masa Gali, masyarakat setempat terutama masyarakat Suku Dayak Bulusu dilarang:
a. Menebang pohon baik kecil maupun besar.
b. Menggali tanah.
c. Membakar tumpukan sampah, tumpukan kayu, apalagi membakar kayu-kayu di hutan.
c. Melakukan aktivitas / bekerja di hutan
d. Menimbulkan bunyi yang menyebabkan kebisingan.
Larangan-larangan tersebut di ataslah yang menyebabkan mengapa sekarang sangat sulit melakukan Gali selama 1 bulan. Yang menjadi bahan pertimbangan adalah bagaimana harus berpantang melakukan pekerjaan sementara banyak warga kesehariannya mencari makan dari hutan atau menjadi pekerja kasar yang dalam bekerja menimbulkan kebisingan.
3. Makna Gali
Gali sendiri sebenarnya adalah bentuk:
a. Harmoni masyarakat dengan alam semesta
Gali sebenarnya sejenis retret atau saat hening bagi masyarakat Dayak Bulusu. Dengan melakukan Gali, seluruh masyarakat Dayak Bulusu menarik diri dari berbagai macam kesibukan.
Namun yang paling mencolok, di balik kegiatan Gali ini, masyarakat diajak untuk berdamai dengan alam semesta yang adalah Ibu penyedia berbagai kebutuhan hidup.
b. Penghormatan sekaligus Bentuk Syukur kepada Sang Pencipta