Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama FEATURED

Seberapa Baik Kita Perlakukan Karyawan dan Karyawati?

1 Mei 2019   06:16 Diperbarui: 1 Mei 2022   07:01 1428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, soal mengasihi karyawan dan karyawati, orang tua saya berusaha memperlakukan mereka sebagai saudara dan saudari sendiri.

Ibu saya yang justru mengingatkan karyawan dan karyawati beragama Islam untuk menunaikan ibadah salat.

Adik saya yang waktu itu masih kecil kadang ikut si Mbak salat di musala belakang rumah. 

Karena terbiasa melihat si Mbak salat, adik saya -begitu melihat tikar- tetiba menirukan gerakan salat. Kami tertawa melihat tingkah polosnya.

Jelang libur Lebaran, orang tua saya berusaha memberi sedikit THR. Kadang memang tak berupa uang, tapi sembako sekadarnya.

Jujur, tak semua karyawan dan karyawati bertahan lama. Akan tetapi, ada juga karyawan dan karyawati yang cukup lama bekerja pada kami.

Salah satunya, sebut saja Mbak Asih.

Ia yang mengasuh saya waktu saya balita. Mbak Asih memang akhirnya memilih bekerja di kota, tapi tiap kali pulang kampung dan lewat depan rumah kami, ia selalu mampir. Yang ia tanyakan adalah kabar saya, yang ia asuh dengan penuh kasih-sayang seperti mengasuh anak sendiri.

Terakhir berkontak dengannya, ia terharu melihat saya yang telah tumbuh dewasa. Saya pun dibuatnya terharu karena ia ternyata terus mendoakan kami sekeluarga, termasuk saya, agar selalu dalam lindungan Tuhan Yang Esa.

Karyawati lain yang lama bekerja pada keluarga kami adalah Mbok Nah, sebut saja begitu namanya.

Mbok Nah rumahnya di sebuah kampung yang berjarak sekitar lima kilo dari rumah kami. Tiap hari ia berangkat dan pulang naik sepeda. Suatu sore, hujan deras. Mbok Nah tak bisa mengendalikan sepedanya di jalanan licin. Ia jatuh di selokan. Gegar otak ringan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun