Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Artikel Utama

Haruskah Melarang PUBG, Gim Perang Sadis nan Laris?

25 Maret 2019   17:54 Diperbarui: 26 Maret 2019   11:28 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Profesor Patrick M. Markey, penulis buku Moral Combat: Why the War on Violent Video Games are Wrong menjelaskan, saat dua gim yang kerap dijadikan kambing hitam sebagai pemicu penembakan massal di Amerika dirilis, justru terjadi penurunan angka pembunuhan di Amerika.

Tambah lagi, pengunggah video Tech Insider di atas mengatakan, penjual kaset gim video di Amerika biasanya tidak menjual sembarangan gim untuk dewasa pada anak-anak.

Ia berpendapat, tidak adil mengatakan bahwa semua pemain gim kekerasan akan melakukan tindak kekerasan. Buktinya, beberapa pelaku penembakan massal di Amerika sama sekali bukan anak muda yang bermain gim kekerasan.

Di Jepang, masyarakat gemar juga memainkan gim kekerasan, namun penembakan massal tidak terjadi.

Mengapa? Karena sulit mendapatkan senjata api di Jepang. Hal berbeda terjadi di Amerika, di mana senjata api dengan mudah didapat.

Menyigi Penyebab Tindak Teror
Menyalahkan gim kekerasan seperti PUBG sebagai penyebab tunggal tindak kekerasan dan terorisme bukanlah sikap bijaksana dan ilmiah. Sebuah penelitian yang dimuat di Journal of Psychiatric Research 46(2):141-6 * November 2011 menyimpulkan bahwa:

"Keterpaparan pada gim kekerasan tidak berkaitan dengan dampak negatif manapun. Depresi, sifat kepribadian yang antisosial, keterpaparan terhadap kekerasan dalam rumah-tangga, dan pengaruh teman sebaya adalah penyebab sejati agresi.  Studi ini menambah bukti yang menyangkal bahwa gim kekerasan menjadi pemicu sikap agresif di kalangan remaja."

Benar bahwa gim kekerasan seperti PUBG dapat menyebabkan pemain berkepribadian tertentu untuk bertindak kriminal dan melakukan terorisme.

Tarrant memang sudah terpapar kebencian rasial yang dipicu oleh keyakinannya bahwa ras kulit putih adalah ras istimewa yang harus ia lindungi dengan segala cara, termasuk dengan melenyapkan ras lain yang ia pandang sebagai ancaman. Bahwa ia pecandu gim kekerasan adalah fakta yang berkelindan dalam dirinya sebagai penganut supremasi rasial ekstrim.

Penutup
Saya bukan pemain gim kekerasan. Saya sangat awam dalam dunia PUBG dan kawan-kawannya. Akan tetapi, dalam riset singkat guna menulis artikel ini sekaligus memahami dunia gim terkini, saya melihat video-video gim kekerasan di Youtube. Maafkan saya bila pengamatan saya tidak setajam pemain PUBG dkk.

PUBG dalam penilaian saya termasuk gim berdarah-darah. Kekerasan virtual terasa cukup nyata. Pantas saja gim ini ditujukan bagi usia lebih dari 18 tahun. Fornite tak berdarah-darah meski bergenre battle royale.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun