Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Artikel Utama

Haruskah Melarang PUBG, Gim Perang Sadis nan Laris?

25 Maret 2019   17:54 Diperbarui: 26 Maret 2019   11:28 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Meningkatkan Kerja Sama Rekan Satu Tim
Sebuah studi dari Brigham Young University menyebut bermain gim kerja sama seperti Fortnite dan PUBG bisa meningkatkan produktivitas kerja dalam tim. BYU berani menyebut bahwa  bermain Fortnite, PUBG, atau Halo 4 selama 45 menit saja bisa meningkatkan produktivitas hingga 20 persen.

"Bermain video dengan tim kerja benar-benar alternatif yang layak dan optimal untuk membangun kerja sama tim," kata perwakilan tim peneliti, Mark Keith. 

Perlu dicatat, bermain game semacam Fortnite dan PUBG untuk menambah produktivitas dalam kasus ini secara spesifik merujuk ke permainan bersama rekan kerja. 

Artinya, jika Anda bermain Fortnite dan PUBG sendirian bersama orang luar -bukan dengan rekan kerja satu tim-, mungkin studi ini menjadi tak valid. Intinya, aktivitas bermain game kolaboratif yang membuat ketagihan sejatinya bisa berdampak positif untuk mencairkan suasana dan membangun komunikasi antar rekan kerja. Dengan begitu, produktivitas dan hasil kerja pun bisa meningkat.

2. Menyalurkan "Hasrat" Berbuat Kekerasan
Orang Amerika yang memainkan peran sebagai penembak dalam bermain gim cenderung tidak menciptakan dan menyebarkan ujaran kebencian di dunia maya. Demikian hasil penelitian Jim Hawdon, profesor dan direktur Center for Peace Studies and Violence Prevention di Virginia Tech University di Blacksburg.

"Penelitian ini menunjukkan bahwa gim video dapat menjadi saluran untuk agresi, bukan pemicu agresi," tutur Jim Hawdon.

Dampak Negatif Bermain Gim
1. Kecanduan Gim adalah Penyakit Mental
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi menetapkan kecanduan game atau game disorder sebagai penyakit gangguan mental. WHO menambahkan kecanduan game ke dalam versi terbaru International Statistical Classification of Diseases (ICD), Senin (18/6/2018). Berkaitan dengan kecanduan game, WHO memasukkannya ke daftar "disorders due to addictive behavior" atau penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan atau kecanduan.

Hemat saya, hal ini harus dilihat kasus per kasus. Anak dan remaja yang berjam-jam bermain gim apa pun (bukan hanya PUBG) potensial mengidap kecanduan gim. Tugas sekolah dan kuliah serta aktivitas rutin yang penting bisa mereka abaikan demi kesenangan bermain gim.

2. Gim Kekerasan Menjadi Inspirasi Para Pelaku Kriminal dan Teror
Di sisi lain, sejumlah ahli dan pengamat mengatakan, ada keterkaitan antara gim kekerasan semacam PUBG dan kecenderungan agresif para pelaku kriminal dan teror.


Dalam wawancara Fox News Channel di atas, David Grosman, penulis "Assassination Generation" mengatakan, "Pembunuh di Norwegia melatih dirinya dengan bermain gim, pembunuh di Florida menghabiskan 15 jam bermain gim kekerasan. Tahun lalu, American Psychological Association mengatakan ada kaitan erat antara gim kekerasan dan tindak kekerasan. Tekanan darah meningkat, denyut jantung meningkat, tindakan kekerasan meningkat. Data sangat valid. Anda tidak dapat menyangkalnya."

Sementara itu, dalam video lain, pengamat gim mengajukan keberatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun