Mirisnya, sebesar 43,5 persen korban perdagangan anak berusia kurang dari 14 tahun. Usia yang sama dengan Faye saat ia pertama kali tampil di hadapan publik TEDx Talks di Jakarta.Â
Anak-anak itu dijual atau diculik, lalu dijadikan pengemis dan atau pelacur beliau. Terpanggil oleh kenyataan pilu ini, Faye mendirikan Rumah Faye.
Ia ingin menyelamatkan anak-anak korban perdagangan manusia.
"Orang selalu bilang kalau saya terlalu muda untuk menjadi pendiri Rumah Faye. Kita pakai logika yang sama juga, bukankah gadis-gadis sebaya saya ini juga terlalu muda untuk dijual ke dunia prostitusi?" kata Faye.
Rumah Faye
Faye Simanjuntak kini berusia 16 tahun. Ia baru saja menjadi finalis 'Children Peace Prize' di Den Haag, Belanda. Dialah pendiri 'Rumah Faye', suatu organisasi non-profit yang memberikan edukasi kepada korban prostitusi, perdagangan, dan kekerasan seksual terhadap anak.
Rumah Faye yang ia dirikan sekitar empat tahun lalu itu, kini, telah memiliki satu tempat penampungan atau rumah aman di Batam, Kepulauan Riau, dan menampung 5 anak perempuan korban perdagangan anak dan kekerasan seksual.
Tidak hanya menyediakan tempat sebagai wadah berlindung yang aman bagi korban, Faye juga ikut aktif dalam memberikan konseling kepada mereka. Ia rajin berinteraksi, memberikan dukungan, bimbingan dan motivasi supaya korban dapat menghilangkan rasa trauma yang dialaminya secara berangsur-angsur.Â
Faye memompa kembali semangat hidup agar kelak mampu menjadi generasi yang tetap produktif kendati pernah didera oleh masalah. Lalu membantu menghimpun lagi mimpi-mimpi indah anak-anak korban eksploitasi yang sempat berserakan.
Faye dan mimpinya jadi Menteri