Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Profil Faye Simanjuntak, Pembela Korban Perdagangan Anak

8 Maret 2019   15:49 Diperbarui: 15 Mei 2019   21:48 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah surat tulisan tangan seorang remaja putri yang saat itu berusia 14 tahun menggoncang kesadaran kita. Surat itu berkisah demikian:

"Saya Faye Simanjuntak. Motto hidup saya adalah 'Melayani Tuhan dengan menghargai dan menolong sesama.'

Saat ini saya dan Ibu saya membangun sebuah rumah yang bernama Rumah Faye. Di 'rumah' ini, kami menampung anak-anak yang menjadi korban perdagangan, diculik lalu diperjualbelikan.

Rumah Faye memiliki misi akan adanya dunia dimana setiap anak memiliki hak untuk hidup, mendapatkan perlindungan, bertumbuh kembang, dan berpartisipasi..."

Berawal dari kunjungan ke panti asuhan

Dalam sebuah video, Faye mengisahkan awal-mula ketertarikannya pada dunia anak-anak. Ibu dan bapaknya mengajaknya pada akhir pekan untuk mengunjungi panti asuhan. Ayah Faye adalah Maruli Simanjuntak, yang pernah bertugas sebagai Wakil Komandan Paspampres pada 2014 hingga 2016. 

Berkarier di dunia militer sejak 1992, Brigjen Maruli Simanjuntak dikenal memiliki karier yang cukup cemerlang. Maruli Simanjuntak juga pernah berkiprah di bidang olahraga dengan menjadi atlet judo nasional

Sebagai anggota TNI, Maruli Simanjuntak juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Maruli kerap mengunjungi desa-desa terpencil di kawasan Surakarta untuk melihat dan mendengar langsung keluhan warga. Rupanya, Maruli dan istri giat memperkenalkan Faye dengan problematika masyarakat. 

Awalnya, Faye merasa malas. Ia tak mengerti mengapa orangtuanya justru membawanya berkunjung ke panti asuhan. Akan tetapi, Faye mau juga diajak ke panti asuhan.

Ia berjumpa dengan anak-anak yang berhasil diselamatkan dari penculikan. Sepulang dari kunjungan ke panti asuhan, Faye mulai mencari informasi tentang perdagangan anak (child trafficking) di internet. 

Ia terkejut melihat tingginya angka perdagangan anak di Indonesia. Tiap tahun, ada 150 ribu anak-anak di Indonesia terperangkap dalam jerat perdagangan anak. 

Mirisnya, sebesar 43,5 persen korban perdagangan anak berusia kurang dari 14 tahun. Usia yang sama dengan Faye saat ia pertama kali tampil di hadapan publik TEDx Talks di Jakarta. 


Anak-anak itu dijual atau diculik, lalu dijadikan pengemis dan atau pelacur beliau. Terpanggil oleh kenyataan pilu ini, Faye mendirikan Rumah Faye.

Ia ingin menyelamatkan anak-anak korban perdagangan manusia.

"Orang selalu bilang kalau saya terlalu muda untuk menjadi pendiri Rumah Faye. Kita pakai logika yang sama juga, bukankah gadis-gadis sebaya saya ini juga terlalu muda untuk dijual ke dunia prostitusi?" kata Faye.

Rumah Faye

Faye Simanjuntak kini berusia 16 tahun. Ia baru saja menjadi finalis 'Children Peace Prize' di Den Haag, Belanda. Dialah pendiri 'Rumah Faye', suatu organisasi non-profit yang memberikan edukasi kepada korban prostitusi, perdagangan, dan kekerasan seksual terhadap anak.

Rumah Faye yang ia dirikan sekitar empat tahun lalu itu, kini, telah memiliki satu tempat penampungan atau rumah aman di Batam, Kepulauan Riau, dan menampung 5 anak perempuan korban perdagangan anak dan kekerasan seksual.

Tidak hanya menyediakan tempat sebagai wadah berlindung yang aman bagi korban, Faye juga ikut aktif dalam memberikan konseling kepada mereka. Ia rajin berinteraksi, memberikan dukungan, bimbingan dan motivasi supaya korban dapat menghilangkan rasa trauma yang dialaminya secara berangsur-angsur. 

Faye memompa kembali semangat hidup agar kelak mampu menjadi generasi yang tetap produktif kendati pernah didera oleh masalah. Lalu membantu menghimpun lagi mimpi-mimpi indah anak-anak korban eksploitasi yang sempat berserakan.

Faye dan mimpinya jadi Menteri

Faye, cucu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Luhut Pandjaitan, ini punya mimpi andai dipilih jadi Menteri Pemberdayaan Perempuan.

"Kalau saya tak punya oposisi, pertama-tama saya akan menghapus tes keperawanan terhadap perempuan yang mendaftar sebagai tentara.

Kedua, saya akan mengupayakan pendidikan seksual yang lebih baik di kurikulum nasional," tutur Faye yang lancar berbahasa Inggris ini.

Mari dukung Faye

Mari kita dukung Faye memerangi perdagangan anak-anak untuk tujuan eksploitasi. Laporkan tindakan perdagangan anak yang Anda ketahui. 

Buat kegiatan edukatif agar lingkungan Anda paham bahaya perdagangan manusia, termasuk perdagangan anak. 

Jika ingin tahu lebih kegiatan Rumah Faye dan ingin membantu, sila kunjungi laman resminya.

Helpline Rumah Faye : 0878-8077-7033

Rujukan:

Tribunnews

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun