Mungkin sulit untuk menerapkan hal ini di Indonesia. Tapi, idenya tetap bisa diterapkan dengan cara lain. Tim pendaki yang ketahuan telah meninggalkan sampah dan atau tidak mampu menunjukkan sampah yang telah mereka kumpulkan bisa saja dikenai denda uang atau denda sosial.
Catat nama asal institusi atau kampusnya. Masukkan dalam daftar hitam. Tak boleh mendaki lagi gunung ini selama setahun, misalnya. Umumkan para pengunjung bandel di media sosial situs resmi pengelola taman nasional, misalnya.Â
4. Beri hadiah bagi pengunjung yang budiman
Pemerintah Nepal akan memberi sekitar Rp 56 juta untuk satu tim bila setiap anggota membawa turun delapan kilogram sampah dari Gunung Everest.
Hal serupa bisa juga diterapkan di Indonesia, dengan penyesuaian tentunya.Â
Hadiah tak harus selalu uang. Bisa juga pengakuan sosial. Tim yang berhasil kumpulkan banyak sampah bisa diminta berfoto bersama petugas, lalu foto itu dipajang di pos penjagaan sebagai teladan bagi tim-tim lain. Lebih baik lagi bila foto-foto itu dipajang di media sosial resmi taman nasional, misalnya.Â
5. Gerakan edukasi dan bebersih taman nasional
Banyak pengelola taman nasional dan gunung telah secara rutin menggelar kegiatan bebersih. Kegiatan ini dapat melibatkan aneka klub pecinta alam, sekolah, aparatur negara, dan masyarakat lokal.Â
Perlu terus diadakan sosialisasi pentingnya jaga kelestarian alam di tempat terkait maupun melalui media sosial.
Apa pendapat Anda? Ada solusi-solusi jitu lain agar pecinta alam kita tak justru membuat patah hati alam Indonesia?
Artikel lain: https://www.kompasiana.com/bobby18864/5c79a8a8c112fe59307d57a2/pro-kontra-kantong-plastik-di-ritel-modern-bayar-rp-200