Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Suatu Pagi di Rumah Istri Napi

3 Maret 2019   05:46 Diperbarui: 3 Maret 2019   22:02 2769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang mau peduli pada keluarga napi?

Pengalaman mengunjungi istri napi itu masih membekas di hati saya. Itulah mengapa, selang bertahun lamanya, saya masih ingat kisah ini.

Saya hanya ingin mengetuk siapa pun yang membaca tulisan ini. Tolonglah (mantan) napi dan keluarga napi. 

Kalau Anda punya kelompok arisan, kelompok doa atau pengajian, kelompok karyawan, apa pun itu, mengapa tak sesekali menengok napi di penjara di kota Anda? Atau ada tetangga Anda yang sedang jalani hukuman di penjara? Kunjungi, jangan jauhi keluarganya.

Para kepala LP dan rutan pastinya menyambut baik bila ada pribadi atau kelompok yang mau berkegiatan sosial dan rohani di penjara. Momen hari-hari besar agama bisa jadi waktu yang baik. 

Kalau ada kesempatan berbincang dari dekat dengan para napi, coba tanyakan bagaimana kabar keluarga mereka. Saya yakin, banyak kisah-kisah haru yang akan mereka kisahkan. 

Kita tak pernah tahu. Mungkin ada istri-istri napi yang hamil tua seperti si istri napi dalam kisah ini. Mungkin ada anak-anak terlantar yang terpisah dari orang tua mereka yang sedang dipenjara. Mungkin ada para lanjut usia yang tinggal di rumah yang hampir roboh. 

Keluarga napi menderita bukan karena salah mereka. Sebagian besar dari mereka menunggu kedatangan Anda di rumah mereka yang sederhana. Saya berani menjamin, kedatangan Anda akan disambut dengan keramahan yang belum pernah Anda rasakan.

Baca tulisan lain: https://www.kompasiana.com/bobby18864

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun