Si pasien tak mengenali lagi si tukang pijat. Maklumlah, waktu itu ada ratusan tahanan politik. Tak mungkin mengingat wajah-wajah para tahanan politik yang pernah ia siksa.
Terapi berlanjut
Meski si tukang pijat tahu bahwa pasien barunya adalah komandan tentara yang telah menyiksanya dengan keji, si tukang pijat ini sengaja tak memberitahu hal ini pada pasien istimewanya itu.
Si tukang pijat memijat si mantan komandan itu dengan kesungguhan hati untuk membantu pemulihan kesehatan si pasien.
Bahkan, terapi ia lakukan dua-tiga kali hingga si pasien istimewa itu merasa lebih baik.
Hingga akhir terapi, si pasien tidak sadar, bahwa orang yang menyembuhkannya adalah tahanan yang dulu ia siksa.
Belajar memaafkan
Memaafkan. Kata yang mudah diucapkan. Akan tetapi, betapa sulitnya memaafkan orang yang bersalah kepada kita.
Memaafkan menjadi sulit ketika kita mengingat-ingat kepahitan yang telah diakibatkan oleh kesalahan orang pada kita.
Si bapak tukang pijat memberi teladan bagaimana kita bisa memaafkan dengan tulus.
Luka-luka lama harus dilupakan. Tak ada guna mengingat-ingat kesalahan orang. Kita tak mungkin mengubah masa lalu. Seandainya bisa, mungkin orang yang bersalah pada kita pun ingin kembali ke masa lalu untuk mengubah jalan cerita kehidupannya. Tapi, itu mustahil.