[Bagian satu: Menulis perdana di Kompasiana]Â
Salam newbie, kalau Anda bukan newbie (pemula) jangan buang-buang waktu untuk membaca panduan newbie ini yhaa ... Kompasianer level suhu dan dewa silakan memberi usulan perbaikan untuk artikel yang ditulis newbie ini ^_^.
Saya terdorong menulis ini karena baru saja ada pemula yang meminta saran harus mulai menulis apa dan bagaimana tulisan yang bagus ditulis di Kompasiana (selanjutnya kita sebut K).
Foto Profil itu penting
Pertama-tama, memasang foto profil itu penting. Meski foto profil saya jelek (sadar diri itu lebih baik daripada sombong), toh tetap ada fotonya^_^. Kalau tidak ada foto profil, biasanya admin K dan Kompasianer (narablog di K) "lama" tahu bahwa tulisan kita adalah karya seorang pemula.
Memasang foto profil itu, menurut saya, sudah langkah jitu untuk "menaikkan" wibawa..hehe yang namanya Wibawa atau Wibowo atau Bowo jangan ge-er yhaa.
Kalau ada foto profil (dan ada foto di artikel), biasanya orang (paling tidak saya^_^) lebih tertarik untuk membaca.Â
Foto dalam artikel itu juga penting
O ya, mumpung masih bahas dunia foto, saya sarankan tulisan Anda dilengkapi dengan foto-foto. Di bawah foto, jangan lupa cantumkan situs sumber foto itu. Ingat, jangan cuma menulis: sumber dari google atau dari internet. Pasti akan dapat peringatan dari admin K.Â
Saya sarankan pertama-tama cari foto di Kompas.com, Tribunnews.com, Bolasport.com (dan situs lain yang masih bersaudara di grup Kompas Gramedia). Caranya, misalnya mau cari foto Susi Pudjiastuti ya ketik saja kata kunci pencarian "Susi Pudjiastuti kompas" atau "Susi Pudjiastuti tribunnews".Â
Mengapa cari dulu di grup Kompas? Ya kan K itu di grup Kompas, jadi wajar saja kalau sebisa mungkin foto diambil dari grup Kompas. Kalau mentok, baru cari di situs-situs lain. Kalau ambil dari Wikipedia, jangan cuma tulis: "sumber dari wikipedia.com", tapi cari sampai ketemu pembuat foto di wikipedia itu siapa.
Ada banyak situs yang menyediakan foto dan ilustrasi gratis dan legal untuk dipakai ulang asal menyebut nama situs sumber, misalnya: Flickr, Pexels, Pixabay (ada yang tahu situs lain?).
Kalau punya foto koleksi pribadi, lebih bagus lagi. Sekalian promosi kalau Anda jago memotret juga. Info di bawah foto cukup: "dokpri".
Selain foto, bisa juga mengunggah video Youtube dengan menyalin link video Youtube yang ingin Anda masukkan dalam artikel.
Contoh artikel yang ada videonya: "Aku dan Kamu", Nasionalisme Berbalut Cinta ala Mocca
Mulai menulis apa?
Ada banyak sekali kategori di K.Â
Ekonomi: Bisnis dan Finansial
Fiksiana: Cerpen, Novel, Puisi
Gaya Hidup: Fesyen, Hobi, Karir, Kesehatan
Hiburan: Film, Humor, Media, Musik
Humaniora: Bahasa, Edukasi, Filsafat, Sosbud
Kotak Suara: Analisis, Kandidat
Olahraga: Atletik, Balap, Bola, Bulutangkis, Esport
Politik: Birokrasi, Hukum, Keamanan, Pemerintahan
Teknologi: Digital, Lingkungan, Otomotif, Transportasi
Video
Wisata: Kuliner, Travel
Tinggal pilih mana kategori pilihan Anda dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut:
- apakah Anda suka kategori itu dan bisa menulis banyak artikel dalam jangka panjang atau sedang?
- apakah Anda menguasai kategori itu karena memang profesional atau peminat?
- apakah Anda mau mendalami kategori itu untuk mengembangkan diri (artinya mau belajar dan membaca, bertanya, meneliti kategori itu)
- apakah Anda punya niat mulia dengan menulis kategori itu? (bukan asal nulis, tapi ada misi dan idealisme yang mau diperjuangkan)
Menulis satu kategori atau multi kategori?
Banyak yang bilang, sebaiknya fokus ke satu atau dua kategori (apalagi untuk pemula). Saya sendiri suka menulis multi kategori. Ini soal waktu, fokus, selera, dan idealisme pribadi saja sih.
Kalau mampu menulis ulasan musik dan bola sekaligus karena Anda guru olahraga yang hobi bermain dan mendengar musik, mengapa tidak boleh menulis kategori bola dan musik? Tidak ada Undang-Undang Kompasiana yang melarangnya, tul nggak?
Apa yang dilarang
Saya tidak mau berpanjang-panjang. Baca saja di bagian bawah situs K bertuliskan:
SYARAT DAN KETENTUAN : https://www.kompasiana.com/syarat-ketentuan
- Definisi: https://www.kompasiana.com/syarat-ketentuan
- Ketentuan Layanan: https://www.kompasiana.com/syarat-ketentuan/layanan
- Ketentuan Konten: https://www.kompasiana.com/syarat-ketentuan/konten
- Penggunaan dan Hak Cipta: https://www.kompasiana.com/syarat-ketentuan/hak-cipta
- dan seterusnya (klik sendiri deh...capek saya ngetik..hehe)
Saya salin bagian penting saja dari ketentuan K yang paling sering dilanggar (saya juga pernah kok melanggar..hehe):
"Saat Menayangkan Tulisan di Kompasiana, Kompasianer dilarang:
a. Membuat Judul dengan HURUF KAPITAL.
b. Menayangkan artikel kurang dari 70 kata. Artikel yang kurang dari 70 kata tidak akan tayang di Kompasiana.
c. Menayangkan dua tulisan atau lebih sekaligus. Jarak waktu tayang yang dibolehkan antara satu Tulisan dengan Tulisan berikutnya adalah minimal satu jam.
d. Menjiplak atau menyontek atau menyalin-tempel (copy-paste) sebagian atau seluruh konten milik orang atau pihak lain tanpa maksud menciptakan konten baru yang dapat dianggap sebagai artikel karyanya sendiri. Menyertakan kutipan dari sumber lain dibolehkan, sepanjang tidak lebih dari 25 persen dari total isi artikel.
e. Melakukan aksi plagiarisme dalam bentuk dan untuk alasan apapun, termasuk menggunakan dan/atau mengutip sebagian atau seluruh karya tulis, gagasan, opini milik orang lain serta hal-hal lain yang serupa, seolah-olah itu miliknya, tanpa dengan jelas dan tegas menyebutkan sumber data dan informasinya secara tepat dan memadai.
f. Menayangkan-ulang tulisan yang pernah ditayangkan di Kompasiana.
g. Menayangkan potongan atau cuplikan Konten dengan maksud mengarahkan pengunjung ke sumber asli Konten di luar Kompasiana.
h. Memuat dan atau menayangkan konten berisi iklan, promosi, atau sejenisnya yang secara langsung atau tidak langsung atau dalam bentuk tautan (link) berisi ajakan untuk membeli produk barang atau jasa yang dimaksud dalam tulisan.
Saat menayangkan foto, ilustrasi, referensi, atau konten pelengkap lain, Kompasianer wajib:
a. Menyebutkan sumber (nama orang atau pihak pencipta, pemilik, atau pemegang hak cipta) secara langsung atau melalui tautan menuju alamat sumber.
b. Menyebutkan sumber lengkap dan jelas untuk konten hasil pencarian dari mesin pencari (tidak dibenarkan hanya menyebut nama/merek mesin pencari [misalnya Google, Bing] sebagai sumbernya).
Sebelum menayangkan Konten artikel, Kompasianer wajib memilih kategori atau rubrik yang sesuai dengan isi, tema, atau konteks Tulisan.
Kompasianer dilarang mengirim komentar berupa atau dimaksudkan sebagai Pesan Berantai (spamming), dengan atau tanpa disertai tautan tertentu."
Hayo...benar sudah baca atau cuma "skip-skip" aturan di atas? Ayo baca lagi dengan teliti! Jangan sampai kena "kartu kuning" dari admin K yang baik hati dan suka menabung lho yhaa..Â
Dapat "surat cinta" dari Mbak Kompasiana
Saya sendiri pernah dapat "surat cinta" dua kali karena 1) menyalin artikel orang lain lebih dari 75 persen isi artikel [meskipun saya sudah jujur lho beritahu sumbernya] dan 2) karena menayangkan ulang secara signifikan konten artikel lama saya dalam artikel baru [padahal kan tulisan saya sendiri ya? hehehe].Â
Jangan keras kepala melakukan kesalahan yang sama. Nanti dapat kartu merah kan payah...
Centang hijau
Perhatikan bahwa ada akun bercentang hijau dan biru di K.
Centang hijau berarti akun sudah diverifikasi admin sebagai akun yang sudah mengirim bukti identitas penulis yang valid. Gampang kok dapat centang hijau. Saya nunggu dua hari setelah unggah identitas langsung dapat.
Lima hal penting sebelum mengunggah tulisan pertama di K
1. Kompasiana bukan "hanya" buku harian AndaÂ
Tulisan Anda harus berguna juga untuk pembaca K. Jangan nulis pengalaman berantem dengan si dia yang nggak ada manfaatnya untuk pembaca. Pengalaman pahit itu bisa jadi inspirasi menulis artikel, misalnya "5 Tips Hindari Pertengkaran Tak Perlu dengan Pacar" atau "7 Tanda Pacar Setia". Nah, itu baru artikel berguna!
2. Kompasiana bukan tempat menyimpan file tugas kuliah atau sekolah dengan format kaku
Buat artikel Anda ringan dan menarik dibaca orang lain. Bisa saja inspirasi artikel Anda adalah tugas kuliah atau sekolah yang sudah Anda buat, tapi tolong...sekali lagi tolong...ubah kemasannya agar menarik. Hilangkan bagian "formal" semacam "Nama siswa, kelas, pendahuluan; bab I; poin 1.1; dan sebagainya"
NB: Para dosen dan guru hendaknya mengarahkan siswa-siswi untuk menulis data diri di bagian akhir tulisan, bukan di awal.Â
Saya justru ingin banyak anak dan remaja muda menulis di K. Saya sangat menghargai guru dan dosen yang meminta siswa-siswi menulis di K. Tapi tolong beri pendampingan yang baik sebelum mereka mengunggah artikel di K.Â
3. Periksa kesalahan ketik, ejaan, dan kerapian artikel
Setahu saya, hanya saat menulis puisi dan fiksi saja (serta dialog-dialog percakapan), kita boleh tidak menaati EYD dan aturan dalam PUEBI serta petunjuk dari KBBI.
Selebihnya, dalam artikel lain, misalnya ulasan politik, sosial budaya, kita hendaknya (hendaknya lho yhaa...artinya anjuran, bukan keharusan)
memakai bahasa yang tertata rapi dan "baku".Â
Saya berpendapat, cara kita mencintai bahasa Indonesia adalah dengan mencoba menggunakannya dengan baik dan benar. Saya bukan ahli bahasa. Banyak kesalahan saya buat. Tapi, saya hampir selalu memeriksa dulu tulisan sebelum saya unggah di K. Saya cek dulu di KBBI daring dan rubrik bahasa daring hal-hal yang masih saya ragukan. Inilah, menurut saya, wujud cinta pada bahasa Indonesia dan wujud sumbangan saya pada para pembaca (pemula).Â
Narablog memang bukan wartawan yang seharusnya disiplin berbahasa, tapi narablog bisa juga jadi contoh berbahasa yang baik. Saya sendiri memaksa diri untuk membaca ulang dua kali artikel untuk mengoreksi kesalahan ketik. Â Setelah tayang pun, saya baca lagi apakah masih ada kesalahan yang bisa saya perbaiki (menggunakan fungsi "edit")
4. Hindari tulisan terlalu panjang (dan tanpa foto ^_^)
Membaca artikel panjang oke saja asal benar-benar menarik, apalagi ada foto-foto cantiknya. Tapi kalau panjang dan bertele-tele, tak tahan juga membacanya. Saya sendiri berusaha menulis antara 300-1500 kata biar tak berpanjang-ria.
5. Tulislah artikel yang menebar kebaikan
Nah, ini yang paling penting. Marah dan jengkel pada seseorang boleh, tapi ketika menulis di K, olah kemarahan itu dengan bahasa yang adem. Boleh mengkritik, tapi jangan pernah menyerang pribadi orangnya dengan hal-hal menyinggung suku, agama, ras, rahasia pribadi, skandal pribadi.
Kritiklah pendapatnya, bukan orangnya.Â
Baca ini: Debat (di Medsos), Harusnya Menang Tanpa Merendahkan
Lalu, mari menulis untuk berbagi kebaikan. Tulislah artikel yang bermanfaat, memberi inspirasi, menghibur, aktual, menarik pembaca K. Buat artikel yang meluruskan salah-paham, melawan kabar bohong atau hoaks. Mari menulis untuk kebaikan.
Contoh-contoh tulisan remah-remah tapi dipilih mbak K
Bukan sombong, ini untuk memberi gambaran..hehehe. Contoh artikel utama karya saya:
Kategori lingkungan
7 Cara Puasa Plastik Sekali Pakai
Jaga Air Sungai, Belajar dari Kearifan Dayak Long Brun
Sindrom "NIMBY" di Balik Bencana Banjir dan Sampah
Kategori musik
Kata RUU Permusikan, Konser Blackpink Wajib Ditemani Via Vallen
Kategori sepakbola
Dibidik Timnas Qatar, Cara Andri "Menampar" PSSI yang Hobi Naturalisasi
Kategori humaniora/sosbud
Dialog Tanpa Kata, Sebuah Kisah Nyata
Mengapa Kita Heboh Saat Figur Publik Pindah Agama?
Menyoal Gejala "Dating Violence" dalam Sebuah Hubungan
---
Wah, maafkan saya yang sok tahu padahal masih newbie. Masih banyak hal yang belum saya bagikan di bagian pertama ini. Anda mau tahu tentang apa? Suhu dan master-master K sila turun gunung juga dong memberi pencerahan untuk para newbie (saya juga). Salam hangat Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H