Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Panduan Menulis di Kompasiana dari Newbie untuk Newbie

22 Februari 2019   23:44 Diperbarui: 9 April 2020   04:00 1649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[Bagian satu: Menulis perdana di Kompasiana] 

Salam newbie, kalau Anda bukan newbie (pemula) jangan buang-buang waktu untuk membaca panduan newbie ini yhaa ... Kompasianer level suhu dan dewa silakan memberi usulan perbaikan untuk artikel yang ditulis newbie ini ^_^.

Saya terdorong menulis ini karena baru saja ada pemula yang meminta saran harus mulai menulis apa dan bagaimana tulisan yang bagus ditulis di Kompasiana (selanjutnya kita sebut K).

Foto Profil itu penting

Pertama-tama, memasang foto profil itu penting. Meski foto profil saya jelek (sadar diri itu lebih baik daripada sombong), toh tetap ada fotonya^_^. Kalau tidak ada foto profil, biasanya admin K dan Kompasianer (narablog di K) "lama" tahu bahwa tulisan kita adalah karya seorang pemula.

Memasang foto profil itu, menurut saya, sudah langkah jitu untuk "menaikkan" wibawa..hehe yang namanya Wibawa atau Wibowo atau Bowo jangan ge-er yhaa.

Kalau ada foto profil (dan ada foto di artikel), biasanya orang (paling tidak saya^_^) lebih tertarik untuk membaca. 

Foto dalam artikel itu juga penting

O ya, mumpung masih bahas dunia foto, saya sarankan tulisan Anda dilengkapi dengan foto-foto. Di bawah foto, jangan lupa cantumkan situs sumber foto itu. Ingat, jangan cuma menulis: sumber dari google atau dari internet. Pasti akan dapat peringatan dari admin K. 

Saya sarankan pertama-tama cari foto di Kompas.com, Tribunnews.com, Bolasport.com (dan situs lain yang masih bersaudara di grup Kompas Gramedia). Caranya, misalnya mau cari foto Susi Pudjiastuti ya ketik saja kata kunci pencarian "Susi Pudjiastuti kompas" atau "Susi Pudjiastuti tribunnews". 

Mengapa cari dulu di grup Kompas? Ya kan K itu di grup Kompas, jadi wajar saja kalau sebisa mungkin foto diambil dari grup Kompas. Kalau mentok, baru cari di situs-situs lain. Kalau ambil dari Wikipedia, jangan cuma tulis: "sumber dari wikipedia.com", tapi cari sampai ketemu pembuat foto di wikipedia itu siapa.

dokpri
dokpri
Nanti setelah berhasil mengunduh ke drive komputer/ponsel kita, unggah kembali foto itu di draf artikel lalu jangan lupa ketik sumber fotonya dari mana.

Ada banyak situs yang menyediakan foto dan ilustrasi gratis dan legal untuk dipakai ulang asal menyebut nama situs sumber, misalnya: Flickr, Pexels, Pixabay (ada yang tahu situs lain?).

Kalau punya foto koleksi pribadi, lebih bagus lagi. Sekalian promosi kalau Anda jago memotret juga. Info di bawah foto cukup: "dokpri".

Selain foto, bisa juga mengunggah video Youtube dengan menyalin link video Youtube yang ingin Anda masukkan dalam artikel.

Contoh artikel yang ada videonya: "Aku dan Kamu", Nasionalisme Berbalut Cinta ala Mocca

Mulai menulis apa?

Ada banyak sekali kategori di K. 

Ekonomi: Bisnis dan Finansial

Fiksiana: Cerpen, Novel, Puisi

Gaya Hidup: Fesyen, Hobi, Karir, Kesehatan

Hiburan: Film, Humor, Media, Musik

Humaniora: Bahasa, Edukasi, Filsafat, Sosbud

Kotak Suara: Analisis, Kandidat

Olahraga: Atletik, Balap, Bola, Bulutangkis, Esport

Politik: Birokrasi, Hukum, Keamanan, Pemerintahan

Teknologi: Digital, Lingkungan, Otomotif, Transportasi

Video

Wisata: Kuliner, Travel

Tinggal pilih mana kategori pilihan Anda dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut:

- apakah Anda suka kategori itu dan bisa menulis banyak artikel dalam jangka panjang atau sedang?

- apakah Anda menguasai kategori itu karena memang profesional atau peminat?

- apakah Anda mau mendalami kategori itu untuk mengembangkan diri (artinya mau belajar dan membaca, bertanya, meneliti kategori itu)

- apakah Anda punya niat mulia dengan menulis kategori itu? (bukan asal nulis, tapi ada misi dan idealisme yang mau diperjuangkan)

Menulis satu kategori atau multi kategori?

Banyak yang bilang, sebaiknya fokus ke satu atau dua kategori (apalagi untuk pemula). Saya sendiri suka menulis multi kategori. Ini soal waktu, fokus, selera, dan idealisme pribadi saja sih.

Kalau mampu menulis ulasan musik dan bola sekaligus karena Anda guru olahraga yang hobi bermain dan mendengar musik, mengapa tidak boleh menulis kategori bola dan musik? Tidak ada Undang-Undang Kompasiana yang melarangnya, tul nggak?

Apa yang dilarang

Saya tidak mau berpanjang-panjang. Baca saja di bagian bawah situs K bertuliskan:

SYARAT DAN KETENTUAN : https://www.kompasiana.com/syarat-ketentuan

- Definisi: https://www.kompasiana.com/syarat-ketentuan

- Ketentuan Layanan: https://www.kompasiana.com/syarat-ketentuan/layanan

- Ketentuan Konten: https://www.kompasiana.com/syarat-ketentuan/konten

- Penggunaan dan Hak Cipta: https://www.kompasiana.com/syarat-ketentuan/hak-cipta

- dan seterusnya (klik sendiri deh...capek saya ngetik..hehe)

Saya salin bagian penting saja dari ketentuan K yang paling sering dilanggar (saya juga pernah kok melanggar..hehe):

"Saat Menayangkan Tulisan di Kompasiana, Kompasianer dilarang:
a. Membuat Judul dengan HURUF KAPITAL.
b. Menayangkan artikel kurang dari 70 kata. Artikel yang kurang dari 70 kata tidak akan tayang di Kompasiana.
c. Menayangkan dua tulisan atau lebih sekaligus. Jarak waktu tayang yang dibolehkan antara satu Tulisan dengan Tulisan berikutnya adalah minimal satu jam.
d. Menjiplak atau menyontek atau menyalin-tempel (copy-paste) sebagian atau seluruh konten milik orang atau pihak lain tanpa maksud menciptakan konten baru yang dapat dianggap sebagai artikel karyanya sendiri. Menyertakan kutipan dari sumber lain dibolehkan, sepanjang tidak lebih dari 25 persen dari total isi artikel.
e. Melakukan aksi plagiarisme dalam bentuk dan untuk alasan apapun, termasuk menggunakan dan/atau mengutip sebagian atau seluruh karya tulis, gagasan, opini milik orang lain serta hal-hal lain yang serupa, seolah-olah itu miliknya, tanpa dengan jelas dan tegas menyebutkan sumber data dan informasinya secara tepat dan memadai.
f. Menayangkan-ulang tulisan yang pernah ditayangkan di Kompasiana.
g. Menayangkan potongan atau cuplikan Konten dengan maksud mengarahkan pengunjung ke sumber asli Konten di luar Kompasiana.
h. Memuat dan atau menayangkan konten berisi iklan, promosi, atau sejenisnya yang secara langsung atau tidak langsung atau dalam bentuk tautan (link) berisi ajakan untuk membeli produk barang atau jasa yang dimaksud dalam tulisan.


Saat menayangkan foto, ilustrasi, referensi, atau konten pelengkap lain, Kompasianer wajib:
a. Menyebutkan sumber (nama orang atau pihak pencipta, pemilik, atau pemegang hak cipta) secara langsung atau melalui tautan menuju alamat sumber.
b. Menyebutkan sumber lengkap dan jelas untuk konten hasil pencarian dari mesin pencari (tidak dibenarkan hanya menyebut nama/merek mesin pencari [misalnya Google, Bing] sebagai sumbernya).
Sebelum menayangkan Konten artikel, Kompasianer wajib memilih kategori atau rubrik yang sesuai dengan isi, tema, atau konteks Tulisan.
Kompasianer dilarang mengirim komentar berupa atau dimaksudkan sebagai Pesan Berantai (spamming), dengan atau tanpa disertai tautan tertentu.
"

Hayo...benar sudah baca atau cuma "skip-skip" aturan di atas? Ayo baca lagi dengan teliti! Jangan sampai kena "kartu kuning" dari admin K yang baik hati dan suka menabung lho yhaa.. 

Dapat "surat cinta" dari Mbak Kompasiana

Saya sendiri pernah dapat "surat cinta" dua kali karena 1) menyalin artikel orang lain lebih dari 75 persen isi artikel [meskipun saya sudah jujur lho beritahu sumbernya] dan 2) karena menayangkan ulang secara signifikan konten artikel lama saya dalam artikel baru [padahal kan tulisan saya sendiri ya? hehehe]. 

Ini dua surat cinta dari Mbak Kompasiana-dokpri
Ini dua surat cinta dari Mbak Kompasiana-dokpri
Pokoknya kalau dapat "surat cinta" itu hatiku berbunga-bunga. Cuma bukan bunga sakura, tapi bunga bangkai...hiks..hiks..hiks..

Jangan keras kepala melakukan kesalahan yang sama. Nanti dapat kartu merah kan payah...

Centang hijau

Perhatikan bahwa ada akun bercentang hijau dan biru di K.

Centang hijau berarti akun sudah diverifikasi admin sebagai akun yang sudah mengirim bukti identitas penulis yang valid. Gampang kok dapat centang hijau. Saya nunggu dua hari setelah unggah identitas langsung dapat.

Mohon izin Pak Tjip...contoh centang biru
Mohon izin Pak Tjip...contoh centang biru
Centang biru berarti akun itu berstatus akun mantul (mantap betul) karena diisi artikel bermutu dan bermanfaat yang menunjukkan konsistensi penulisnya dalam waktu lama. Saya yang newbie harus nunggu Via Vallen duet dengan Blackpink untuk dapat centang biru...uhuy.

Lima hal penting sebelum mengunggah tulisan pertama di K

1. Kompasiana bukan "hanya" buku harian Anda 

Tulisan Anda harus berguna juga untuk pembaca K. Jangan nulis pengalaman berantem dengan si dia yang nggak ada manfaatnya untuk pembaca. Pengalaman pahit itu bisa jadi inspirasi menulis artikel, misalnya "5 Tips Hindari Pertengkaran Tak Perlu dengan Pacar" atau "7 Tanda Pacar Setia". Nah, itu baru artikel berguna!

2. Kompasiana bukan tempat menyimpan file tugas kuliah atau sekolah dengan format kaku

Buat artikel Anda ringan dan menarik dibaca orang lain. Bisa saja inspirasi artikel Anda adalah tugas kuliah atau sekolah yang sudah Anda buat, tapi tolong...sekali lagi tolong...ubah kemasannya agar menarik. Hilangkan bagian "formal" semacam "Nama siswa, kelas, pendahuluan; bab I; poin 1.1; dan sebagainya"

NB: Para dosen dan guru hendaknya mengarahkan siswa-siswi untuk menulis data diri di bagian akhir tulisan, bukan di awal. 

Saya justru ingin banyak anak dan remaja muda menulis di K. Saya sangat menghargai guru dan dosen yang meminta siswa-siswi menulis di K. Tapi tolong beri pendampingan yang baik sebelum mereka mengunggah artikel di K. 

3. Periksa kesalahan ketik, ejaan, dan kerapian artikel

Setahu saya, hanya saat menulis puisi dan fiksi saja (serta dialog-dialog percakapan), kita boleh tidak menaati EYD dan aturan dalam PUEBI serta petunjuk dari KBBI.

Selebihnya, dalam artikel lain, misalnya ulasan politik, sosial budaya, kita hendaknya (hendaknya lho yhaa...artinya anjuran, bukan keharusan)

memakai bahasa yang tertata rapi dan "baku". 

Saya berpendapat, cara kita mencintai bahasa Indonesia adalah dengan mencoba menggunakannya dengan baik dan benar. Saya bukan ahli bahasa. Banyak kesalahan saya buat. Tapi, saya hampir selalu memeriksa dulu tulisan sebelum saya unggah di K. Saya cek dulu di KBBI daring dan rubrik bahasa daring hal-hal yang masih saya ragukan. Inilah, menurut saya, wujud cinta pada bahasa Indonesia dan wujud sumbangan saya pada para pembaca (pemula). 

Narablog memang bukan wartawan yang seharusnya disiplin berbahasa, tapi narablog bisa juga jadi contoh berbahasa yang baik. Saya sendiri memaksa diri untuk membaca ulang dua kali artikel untuk mengoreksi kesalahan ketik.  Setelah tayang pun, saya baca lagi apakah masih ada kesalahan yang bisa saya perbaiki (menggunakan fungsi "edit")

4. Hindari tulisan terlalu panjang (dan tanpa foto ^_^)

Membaca artikel panjang oke saja asal benar-benar menarik, apalagi ada foto-foto cantiknya. Tapi kalau panjang dan bertele-tele, tak tahan juga membacanya. Saya sendiri berusaha menulis antara 300-1500 kata biar tak berpanjang-ria.

5. Tulislah artikel yang menebar kebaikan

Nah, ini yang paling penting. Marah dan jengkel pada seseorang boleh, tapi ketika menulis di K, olah kemarahan itu dengan bahasa yang adem. Boleh mengkritik, tapi jangan pernah menyerang pribadi orangnya dengan hal-hal menyinggung suku, agama, ras, rahasia pribadi, skandal pribadi.

Kritiklah pendapatnya, bukan orangnya. 

Baca ini: Debat (di Medsos), Harusnya Menang Tanpa Merendahkan

Lalu, mari menulis untuk berbagi kebaikan. Tulislah artikel yang bermanfaat, memberi inspirasi, menghibur, aktual, menarik pembaca K. Buat artikel yang meluruskan salah-paham, melawan kabar bohong atau hoaks. Mari menulis untuk kebaikan.

Contoh-contoh tulisan remah-remah tapi dipilih mbak K

Bukan sombong, ini untuk memberi gambaran..hehehe. Contoh artikel utama karya saya:

Kategori lingkungan

7 Cara Puasa Plastik Sekali Pakai

Jaga Air Sungai, Belajar dari Kearifan Dayak Long Brun

Sindrom "NIMBY" di Balik Bencana Banjir dan Sampah

Kategori musik

Kata RUU Permusikan, Konser Blackpink Wajib Ditemani Via Vallen

Kategori sepakbola

Dibidik Timnas Qatar, Cara Andri "Menampar" PSSI yang Hobi Naturalisasi

Kategori humaniora/sosbud

Dialog Tanpa Kata, Sebuah Kisah Nyata

Mengapa Kita Heboh Saat Figur Publik Pindah Agama?

Menyoal Gejala "Dating Violence" dalam Sebuah Hubungan

---

Wah, maafkan saya yang sok tahu padahal masih newbie. Masih banyak hal yang belum saya bagikan di bagian pertama ini. Anda mau tahu tentang apa? Suhu dan master-master K sila turun gunung juga dong memberi pencerahan untuk para newbie (saya juga). Salam hangat Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun