Hikmah pertama: menjadi pandu untuk perdamaian
Baden-Powell mengatakan, ada dua jenis pandu. Pertama, pandu dalam dunia militer yang bertugas mengamati posisi musuh. Kedua, pandu dalam dunia yang damai. Baden-Powell menghendaki para anggota kepanduan menjadi pandu yang cinta damai dan suka menolong sesama.
Kiranya pengalaman pahit yang ia alami di medan perang, misalnya melihat orang terbunuh dan terluka, membuat Baden-Powell ingin mengajarkan cinta dan perdamaian di hati anak-anak.Â
Hikmah kedua: mensyukuri dan menjaga alam karunia Tuhan
Baden-Powell menulis bahwa berkemah di alam bebas adalah kegiatan yang amat menyenangkan. "Menikmati alam ciptaan Tuhan: bukit, pepohonan, burung dan hewan, lautan dan sungai, memasak di alam bebas dan menyelidiki kekayaan alam membuatmu menemukan kebahagiaan yang tidak akan kamu jumpai ketika kamu berada di rumahmu dan kotamu yang dipenuhi asap."
Baden-Powell seperti seorang nabi yang tahu bahwa di tahun 2019 ini pun, banyak anak "terjebak" di dalam tembok rumah mereka, asyik bermain gim dan ponsel sampai lupa keluar rumah, menikmati dan mensyukuri keindahan alam ciptaan Tuhan.
Baden-Powell secara tersirat mengajak orang tua dan anak-anak untuk keluar dari "penjara" rumah untuk mengeksplorasi kupu-kupu, aneka bunga, dan segala keindahan alam. Pada akhirnya, anak-anak diajak menjaga alam karunia Tuhan.
Hikmah ketiga: bersikap mandiri dan tahan ujiÂ
Baden-Powell mengajarkan agar anak-anak pandu selalu bersikap mandiri dan tahan uji. Ia menulis, "Saat kalian di rumah, segala sesuatu sudah tersedia. Makanan sudah siap, tinggal kalian makan. Kasur nyaman sudah tersedia.Â
Saat kalian menjadi pandu di alam bebas, kalian harus belajar mandiri, menyiapkan semua keperluan kalian sendiri. Kalian harus mampu menjaga diri sendiri agar tak membebani orang lain."