Pernah nonton Captain Phillips, film yang dibintangi oleh aktor langganan Oscar, Tom Hanks?
Film itu bercerita tentang pembajakan kapal berbendera Amerika Maersk Alabama oleh pembajak di Somalia. Sedikit pengetahuan, Maersk itu sendiri adalah perusahaan raksasa perkapalan dunia dari Denmark (dan saya pernah bekerja untuk mereka di kantor pusat mereka di Copenhagen…. *sombong sedikit he5), tetapi karena bendera itu kurang lebih sebagai kewarganegaraan buat sebuah kapal, Maersk Alabama di “consider” sebagai kapal milik Amerika walau sejatinya perusahaannya di “control” oleh Denmark.
Di film tentu saja Captain Phillips digambarkan sebagai pahlawan, kalau tidak, mana mau Tom Hanks memerankannya? tetapi kalau iseng baca beberapa referensi, hampir semua crew kapal Maersk Alabama membenci dan menyalahkan si Captain, yang melanggar prosedur sehingga Maersk Alabama sampai dibajak.
Loh kok bisa?
Ya karena Somalia sudah ditetapkan sebagai daerah berbahaya rawan pembajakan, International Maritime Organisation dan setiap perusahaan pelayaran sudah memiliki prosedur khusus dalam melewati daerah tersebut.
Dalam hal ini, menurut para crew yang lain, Captain Phillips secara sengaja mengabaikan peringatan dari perusahaan untuk tidak berlayar terlalu dekat dengan garis pantai, setidaknya 600 mil laut.
Pada saat dibajak, Maersk Alabama berlayar sekitar 235 mil laut dari garis pantai.
The rest was history, dalam film adegan favorit saya pada saat komandan dari Navy Seals Team 6, menginformasikan melalui radio, “Seal Team 6 in bound!” dan mereka berlompatan dari pesawat, terjun payung ke laut… seolah kalau tim yang berhasil menembak mati Osama Bin Laden datang, semua masalah beres… J
Lalu apa hubungannya Somalia dan film ini dengan Filipina?
Jelas seperti saya sebut di atas, Filipina bukan Somalia, walau sama-sama daerah rawan.