By the way, seabrek kebutuhan itu tidak gratis butuh uang dan itu dari iklan uangnya. Alhasil, kami, wartawan online jadi sasaran empuk lingkaran setan ini. Kami musti nulis cepat entah itu benar atau tidak informasinya.
Sekali narasumber berkata A ya kami nulis A. Gak mau kritis. Yang penting ada berita.
Hasilnya? Ya berita kami jadi ladang olok-olok pembaca yang budiman di twitter ataupun facebook.
"Ya Allah berita apa ini infonya gak jelas banget," kurang lebih statement seperti itu kami terima beberapa kali.
Sakit? Tentu. Karena kami tetap melakukan sesuatu yang kami tahu itu salah dan goblok.
Seandainya saya tidak jadi wartawan onlinepun saya juga benci dengan tulisan saya.
Tapi semua itu kembali ke bisnis ini. Kami tidak bisa keluar dari lingkaran setan ini. Berita berkualitas, iklan sedikit. Berita receh dan dungi, iklan banyak.
Simpelnya begini, kamu jual aku beli. Dan pembaca sayangnya selama ini suka membeli hal yang receh. Dan kami pun sedihnya menjual apa yang disukai oleh pembaca.
Ini lingkaran setan. Saya tidak memberi solusi saya hanya menggambarkan keadaan ekosistem bisnis media online di Indonesia yang berdampak ke wartawannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H